Kesuksesan Pembangunan ASEAN Perlu People to People Contact
- Istimewa
VIVA.co.id – Sepuluh anggota perhimpunan negara Asia Tenggara (ASEAN) sepakat untuk mengadopsi Visi 2025 dan implementasi dari Sustainable Development Goals (SDGs). Namun, pelaksanaan dan keberhasilannya bergantung pada perencanaan serta perekonomian nasional masing-masing negara.
"Setiap negara punya set up berbeda dalam mempromosikan perencanaan negara, serta penerapannya. Namun, tetap kita membutuhkan partner dan organisasi untuk mendukung keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan ini," kata Deputi Sekretaris Jenderal Sosio-Kultural ASEAN, Vongthep Arthakaivalvatee di Jakarta, Senin 19 September 2016.
Ia mengemukakan bahwa dari sepuluh negara anggota ASEAN, masih ada beberapa negara yang memiliki kesenjangan pembangunan, atau developing gap seperti di Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Sehingga, untuk memenuhi tujuan pembangunan di 2030 mendatang, setiap negara anggota harus bergerak bersama dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Diskusi serta sosialisasi ini penting, karena setiap negara anggota ASEAN bisa saling bertukar informasi dan idenya masing-masing. Seperti apa yang telah diadopsi oleh para pemimpin ASEAN tahun lalu, maka kita ingin bergerak maju untuk membangun Komunitas ASEAN berdasarkan visi 2025," ujarnya.
Arthakaivalvatee mengemukakan, salah satu contoh nyata dalam pembentukan Komunitas ASEAN adalah melalui people to people contact, yaitu melalui program pendidikan. Menurutnya, dengan adanya integrasi antarnegara dalam bidang pendidikan, serta pertukaran pelajar secara terbuka, akan membantu sosialisasi dan pergerakan pertumbuhan secara langsung.
"Rasa kebersamaan dan toleransi penting untuk mendorong hal ini. Jadi, tidak saja dalam hubungan perekonomian, atau pun keamanan. Namun, pendidikan, serta kontak sosial juga membantu menyukseskan masing-masing pilar pembangunan ASEAN," tegasnya. (asp)