Uskup Filipina Dukung Duterte Berantas Bandit Abu Sayyaf

Pria diduga menjadi pemimpin kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina (kiri). Foto ini diambil oleh polisi Filipina beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/CBC news

VIVA.co.id – Seorang Uskup Katolik Basilan bernama Martin Jumoad mendukung kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte yang mengirim ribuan militer ke Basilan, Filipina Selatan, untuk memberantas kelompok Abu Sayyaf.

Melansir situs Inquirer, Selasa, 30 Agustus 2016, Martin menyesalkan tindakan pemenggalan kepala Patrick Almodovar (18) oleh kelompok militan tersebut.

"Saya marah dan mengutuk mereka (Abu Sayyaf) yang memenggal kepala Patrick pekan lalu. Ia dipenggal hanya karena keluarganya tidak mampu memberikan uang tebusan sebesar 1 juta peso (sekitar Rp280 juta)," ungkapnya.

Martin juga mendukung militer Filipina yang harus agresif mengejar pelaku yang di cap sebagai "teroris."

Kendati demikian, ia memahami perlunya pertumpahan darah sebagai alat untuk pertahanan diri dalam memberangus Abu Sayyaf, di mana kelompok yang mendiami Filipina Selatan itu menolak untuk menyerahkan diri dan justru melakukan kekerasan.

"Aksi terorisme di sini (Filipina) menjadi masalah besar sejak tahun 1990. Saya berharap militer mengikuti perintah Presiden Duterte untuk membunuh dan menghancurkan kelompok bandit," kata Martin.

Saat ini, militer Filipina terus menggencarkan serangan ke Basilan, Filipina Selatan, untuk mengejar kelompok ekstremis yang telah berdiri sejak 1991 silam.

Sejak September 2015, Kjartan Sekkingstad ditahan bersama dua warga negara Kanada, John Ridsdel dan Robert Hall, yang tewas dipenggal. Sementara perempuan Filipina yang juga kekasih Ridsdel, Marites Flor, sudah dibebaskan.