Hampir 2.000 Orang Tewas dalam Perang Narkoba Filipina
- REUTERS/Erik De Castro
VIVA.co.id – Polisi Nasional Filipina melaporkan, hingga Selasa, sudah 1.916 orang tewas dalam kampanye pemberantasan narkoba di Filipina, sejak Rodrigo Roa Duterte menjabat sebagai presiden.
Melansir situs Reuters, Rabu, 24 Agustus 2016, Kepala Polisi Nasional Filipina, Ronald Dela Rosa, mengatakan, jumlah ini meningkat 116 dari sebelumnya yang berjumlah 1.800 orang.
Kendati demikian, ia juga mengakui terdapat penurunan jumlah kejahatan secara keseluruhan, meskipun ada beberapa kasus kejahatan yang masih tinggi.
Dari total 1.916, sebanyak 1.160 diklasifikasikan sebagai kematian dalam penyelidikan, sementara 756 dipastikan akibat operasi antinarkoba.
Dela Rosa juga mencatat bahwa 273 dari 1.160 terindikasi berkaitan dengan narkoba, perampokan dan dendam pribadi.
Sedangkan, mayoritas atau 757 masih belum ditentukan. "Kami terus memantau selama 24 jam. Jika mereka (para pelaku narkoba) tidak menolak ditangkap, kami pastikan mereka masih hidup saat ini," kata Dela Rosa, dalam rapat dengar pendapat dengan Komite Senat Filipina.
Seperti diketahui, hampir 700 ribu pengguna dan pengedar narkoba telah menyerahkan diri ke pihak keamanan ketimbang melarikan diri.
Berdasarkan data aktivis Hak Asasi Manusia yang dikutip Reuters, jumlah korban tewas terkait perang narkoba sampai 3 Agustus 2016 mencapai 770 orang.
Jumlah itu masih akan terus bertambah. Sikap Rodrigo yang tak tebang pilih dalam memberantas kejahatan narkoba membuat warganya hormat kepada pria yang 22 tahun memimpin kota Davao tersebut.