Kronologi Penangkapan Handika di Turki, Si Ahli Matematika

Rakyat Turki berkumpul setelah kudeta militer yang gagal.
Sumber :
  • DHA/ via REUTERS TV

VIVA.co.id – Handika Lintang Saputra sontak menjadi buah pembicaraan. Mahasiswa 21 tahun ini dikenal cerdas dan murah senyum.

Pria asal Dusun Plintaran, Desa Tlogo Kecamatan Sukoharjo, Wonosobo, Jawa Tengah itu mendapat beasiswa S1 di Universitas Gaziantep lantaran beberapa kali juara Olimpiade Matematika di Turki.

Sedari kecil, menurut Husen Abdillah, salah satu anggota OASE (Organisasi Alumni SMA Bilingual Semesta Semarang), Handika memang menyukai mata pelajaran matematika.

"Sejak masuk SMA Semesta, memang nilai matematikanya selalu 100. Dia lalu ditunjuk sebagai wakil sekolah di Olimpiade Matematika Nasional," ungkapnya di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 14 Agustus 2016.

Karena prestasi inilah Handika lalu meraih beasiswa dari pemerintah Turki untuk kuliah di Jurusan Matematika Murni Universitas Gaziantep.

Menurut Husen, saat penangkapan Handika berada di asramanya di Gaziantep. Di sana ia menjabat sebagai kepala asrama yang bertanggung jawab atas seisi asrama termasuk teman-temannya.

"Ia ditangkap awal bulan Juni 2016. Anehnya, penangkapan sepekan sebelum kudeta militer yang digagalkan pemerintah tanggal 15 Juni. Saya yakin dia hanyalah korban salah tangkap kepolisian Turki," katanya.

Terus Melobi

Sementara, penghubung OASE dengan KBRI di Turki, Furqan Latif, menyampaikan saat kejadian Handika sedang tertidur pulas.

Tiba-tiba 10 polisi datang dan langsung menggedor pintu kamarnya dengan dalih menggerebek orang-orang Hizmet yang dianggap berseberangan dengan pemerintah Turki.

"Karena yang dicari tidak ada, maka Handika lah yang diambil," jelas Furqan.

Ia pun mengimbau bagi siapa pun yang memiliki koneksi ke pemerintah Turki untuk turut membantu pembebasan anak pertama dari tiga bersaudara ini.

"Kita tak henti-hentinya terus melobi. Kita akan cari teman-teman kita yang punya akses langsung ke pemerintah (Turki), " ujarnya.