RI Tetap Prioritaskan Keselamatan 10 WNI Sandera Abu Sayyaf

Ilustrasi/Kelompok Militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - 10 WNI yang menjadi korban sandera Abu Sayyaf masih belum jelas. Namun Kemenlu berjanji memprioritaskan keselamatan mereka.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir mengemukakan upaya penyelamatan 10 WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf, perlu dilakukan dengan cara yang terukur. Karena itu komunikasi antara Indonesia dan Filipina juga dilakukan secara intensif.

"Pemerintah Indonesia tentu ingin segera membebaskan WNI, namun semua perlu dilakukan secara terukur karena harus menjaga supaya kondisi WNI tersebut tidak terancam. Kami pastikan bahwa Indonesia dan Filipina terus mengupayakan segala cara untuk membebaskan sandera dengan selamat," kata Arrmanatha kepada wartawan, Kamis 4 Agustus 2016.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Indonesia, Malaysia, dan Filipina kembali bertemu di Bali, untuk membahas langkah pengamanan wilayah maritim di ‎Laut Sulu, Filipina.

Topik yang dibahas antara lain, hasil pertemuan staf militer ketiga negara bidang intelejen dan operasi, serta perkembangan Framework of Arrangement yang telah ditandatangani di Jakarta 14 Juli lalu, dalam forum Joint Working Group. Selain itu, para Menteri Pertahanan ini juga saling bertukar pandangan tentang perkembangan situasi keamanan maritim yang menjadi perhatian bersama.

"Pertukaran pandangan informasi intelijen antara tiga negara ini sangat penting sehingga bisa mencegah piracy dan penyanderaan di kemudian hari," ujar Arrmanatha.

Selanjutnya ia menegaskan bahwa panduan teknis yang telah disepakati oleh tiga negara ini nantinya bisa berkembang lebih lanjut, jika ada hal baru yang mendukung kerjasama menjadi lebih efektif.