Kala Pasukan Khusus Rusia 'Berguru' pada Sekte Tua
- www.pinterest.com
VIVA.co.id - Pasukan khusus Rusia dari Komando Distrik Militer Pusat mengikuti kamp pelatihan selama 30 hari di padang gurun es Siberia, yang digelar mulai 27 Juli lalu.
Menariknya, mereka dilatih bukan oleh komandan pasukan khusus, melainkan sebuah sekte keagamaan tua yang secara turun-temurun memegang tradisi kuno.
Sekte tua itu bernama "Old Believers", yang resmi memisahkan diri dari Gereja Ortodoks Pusat di Rusia pada akhir abad ke-17.
Old Believers menolak semua hidup serba modern dan nyaman. Artinya, mereka resmi mengisolasi diri dari dunia luar.
Komunitas mereka kini sekitar dua juta jiwa dan berhasil "menaklukkan" padang gurun Siberia yang ganas.
Melansir situs Theguardian, Kamis, 4 Juli 2016, Panglima Komando Distrik Militer Pusat, Letnan Jenderal Vladimir Zarudnitsky, mengatakan, para prajurit elit ini diajarkan bagaimana bertahan hidup dan "mengalahkan" alam liar di pegunungan terpencil Taiga di Siberia.
Mereka akan tinggal dan hidup seperti layaknya komunitas sekte itu seperti mencari bahan makanan, memetakan wilayah dan bersembunyi dari lawan.
Wilayah berbahaya
Ia menambahkan, personel elit ini juga melakukan long march sejauh 60 mil di Taiga, Siberia.
"Selama pelatihan, kami merekrut instruktur langsung dari Old Believers. Karena, kami tidak memiliki keterampilan bertahan hidup yang memadai di Pegunungan Taiga," kata Zarudnitsky.
Setiap personel hanya dibekali sebuah pistol dan lima butir peluru. Sementara mereka harus menghadapi dan menaklukkan "musuh" lainnya yang setiap waktu siap menerkam, beruang dan serigala gurun.
“Mereka tidak makan hewan buruan yang berkaki, seperti kelinci atau beruang. Namun, mereka diperbolehkan makan daging hewan berkuku,” ungkapnya.
Tak hanya itu, hewan jenis burung dan ikan pun boleh dikonsumsi, sebagaimana kacang-kacangan dan buah beri.
"Nanti, lima hari menjelang pelatihan berakhir mereka akan digiring ke wilayah berbahaya di sepanjang Sungai Maly Yenisey di Republik Tuva, Rusia, yang berbatasan dengan Mongolia," papar Zarudnitsky.
Kendati demikian, pihak Departemen Pertahanan Rusia belum memutuskan apakah bentuk pelatihan ini akan menjadi bagian dari program standar pasukan khusus Beruang Putih.