Jerman Kerahkan Militer di Dalam Negeri, Terakhir Era NAZI
- Reuters/Fabian Bimmer
VIVA.co.id - Kali pertamanya sejak Perang Dunia II, Pemerintah Jerman mengerahkan militer di jalan-jalan.
Langkah ini dilakukan menyusul serangkaian teror yang menerpa Benua Biru dan bertepatan dengan hari pemakaman pendeta Jacques Hamel.
Pastor Hamel tewas menggenaskan dengan cara digorok lehernya oleh dua orang pemuda ekstrem berusia 19 tahun di Normandia, Prancis, pekan lalu.
Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen, mengatakan, serangkaian serangan teror di Prancis dan Jerman, belum lama ini, telah memaksa Berlin untuk memungkinkan pengerahan tentara ke jalan-jalan, khususnya wilayah objek vital.
"Paris telah membuka semua mata kita. Lebih baik kita melakukan pencegahan daripada menghadapi kejadian yang tak diinginkan," ujar von der Leyen, seperti dikutip situs Theaustralian.com.au, Rabu, 3 Agustus 2016.
Von der Leyen juga mengumumkan latihan gabungan dari Kepolisian Regional Jerman dan Bundeswehr (AD Jerman) untuk melakukan operasi terkoordinasi.
Lagi-lagi, langkah ini terbilang kontroversial di kala pembatasan ketat penggunaan militer di Jerman. Pengerahan militer di dalam negeri terakhir kali terjadi di masa pemerintahan NAZI, di masa Perang Dunia II.
Sejak Perang Dunia II berakhir, militer Jerman dikerahkan hanya untuk mengatasi bencana alam seperti banjir atau gempa bumi.
Pengerahan militer ini mengungkapkan seberapa dalam keresahan yang ditimbulkan akibat serangan teroris di Jerman.
Di Würzburg misalnya, seorang pengungsi Afghanistan berusia 17 tahun melukai lima orang dengan kapak sebelum ditembak mati. Sementara, di Ansbach pengungsi Suriah meledakkan dirinya dan melukai 15 orang.
Sedangkan, di Munich, seorang remaja Jerman keturunan Iran terganggu menewaskan sembilan orang dan dirinya sendiri.