Korut Retas Surat Elektronik Petinggi Korea Selatan
Senin, 1 Agustus 2016 - 16:10 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Kejaksaan Korea Selatan menduga, pihak Korea Utara kembali meretas akun email puluhan pejabat Korea Selatan tahun ini. Dugaan ini mengikuti serangkaian serangan siber yang dilakukan oleh Pyongyang.
Dilansir dari Channel News Asia,
Senin, 1 Agustus 2016, penyelidikan menunjukkan sebanyak 56 orang, termasuk di antaranya pejabat di luar negeri, maupun pejabat di Kementerian Pertahanan dan Unifikasi, melaporkan bahwa kata kunci email mereka telah dicuri oleh "sekelompok" pihak Korea Utara, sejak Januari sampai Juni tahun ini.
Sebuah penyelidikan masih berlangsung untuk membuktikan apakah informasi rahasia mungkin telah bocor. Serangan siber yang terbaru datang hanya beberapa hari setelah polisi Korea Selatan mengatakan, Korea Utara telah mencuri data pribadi dari lebih dari 10 juta pelanggan di mal belanja online Korea Selatan, Interpark.
Interpark tidak menyadari serangan ini sampai pada 11 Juli lalu, perusahaan diperas dengan ancaman kebocoran data, kecuali jika perusahaan membayar sebesar tiga miliar won atau setara US$2.6 juta.
Berdasarkan kejadian ini, Badan Kepolisian Nasional Seoul mengklaim bahwa agen mata-mata Korut berada di balik peretasan, lantaran menggunakan kode dan alamat protokol internet yang sama, yang sebelumnya digunakan dalam serangan situs belanja online.
Polisi mengatakan pelanggaran dan peretasan digital ini kemungkinan menjadi upaya oleh rezim untuk mendapatkan mata uang asing.
Ketegangan di semenanjung Korea terus meningkat pasca uji coba nuklir keempat di bulan Januari, diikuti oleh serangkaian tes rudal balistik. Dalam beberapa tahun terakhir, Seoul menyalahkan hacker Korut atas serangkaian serangan siber pada lembaga-lembaga militer, bank, lembaga negara, lembaga penyiaran TV, media website dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Baca Juga :
Dilansir dari Channel News Asia,
Sebuah penyelidikan masih berlangsung untuk membuktikan apakah informasi rahasia mungkin telah bocor. Serangan siber yang terbaru datang hanya beberapa hari setelah polisi Korea Selatan mengatakan, Korea Utara telah mencuri data pribadi dari lebih dari 10 juta pelanggan di mal belanja online Korea Selatan, Interpark.
Interpark tidak menyadari serangan ini sampai pada 11 Juli lalu, perusahaan diperas dengan ancaman kebocoran data, kecuali jika perusahaan membayar sebesar tiga miliar won atau setara US$2.6 juta.
Berdasarkan kejadian ini, Badan Kepolisian Nasional Seoul mengklaim bahwa agen mata-mata Korut berada di balik peretasan, lantaran menggunakan kode dan alamat protokol internet yang sama, yang sebelumnya digunakan dalam serangan situs belanja online.
Polisi mengatakan pelanggaran dan peretasan digital ini kemungkinan menjadi upaya oleh rezim untuk mendapatkan mata uang asing.
Ketegangan di semenanjung Korea terus meningkat pasca uji coba nuklir keempat di bulan Januari, diikuti oleh serangkaian tes rudal balistik. Dalam beberapa tahun terakhir, Seoul menyalahkan hacker Korut atas serangkaian serangan siber pada lembaga-lembaga militer, bank, lembaga negara, lembaga penyiaran TV, media website dan pembangkit listrik tenaga nuklir.