ASEAN Disebut Lemah Ambil Sikap Soal Laut China Selatan
Sabtu, 30 Juli 2016 - 19:43 WIB
Sumber :
- REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool
VIVA.co.id - Sinolog atau ahli Kebudayaan China dari Universitas Indonesia, Abdullah Dahana menilai ASEAN kurang tegas atau lemah dalam mengambil keputusan terkait dengan sengketa di Laut China Selatan. Menurutnya, hal ini karena tidak adanya sosok pemimpin yang kuat di ASEAN.
"Asean ini lemah karena tidak ada kehadiran pemmimpin yang kuat," kata Dahana di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 30 Juli 2016.
Ia mengaku saat ini tidak ada kehadiran pemimpin yang kuat seperti Soeharto, Lee Kuan Yew, dan Mahathir Mohammad. Sehingga ASEAN saat ini hanya terlihat sebagai tempat konsultasi bukan sebagai tempat mengambil keputusan dalam menyikapi Republik Rakyat China (RRC).
Tak hanya itu, Ia juga mengaku khawatir jika nantinya anggota-anggota negara di ASEAN yang merasa tidak puas akan secara sukarela meninggalkan ASEAN seperti kasus British Exit (Brexit) di Uni Eropa.
"Nah, saya kuatir andai kata Fiipina dan Vietnam merasa bahwa di ASEAN ini dia tidak mendapat dukungan, jadi siapa tau, seperti yang terjadi pada Uni Eropa, akan terjadi Filipinxit maupun Vietxit," kata dia.
Sebab, lanjut dia, Brunei Darussalam dan Malaysia yang terlibat dalam sengketa Laut China Selatan pun tidak bersuara. "Di Indonesia pun yang keliatannya punya masalah soal Natuna ini diam-diam saja," kata dia.
Baca Juga :
"Asean ini lemah karena tidak ada kehadiran pemmimpin yang kuat," kata Dahana di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 30 Juli 2016.
Ia mengaku saat ini tidak ada kehadiran pemimpin yang kuat seperti Soeharto, Lee Kuan Yew, dan Mahathir Mohammad. Sehingga ASEAN saat ini hanya terlihat sebagai tempat konsultasi bukan sebagai tempat mengambil keputusan dalam menyikapi Republik Rakyat China (RRC).
Tak hanya itu, Ia juga mengaku khawatir jika nantinya anggota-anggota negara di ASEAN yang merasa tidak puas akan secara sukarela meninggalkan ASEAN seperti kasus British Exit (Brexit) di Uni Eropa.
"Nah, saya kuatir andai kata Fiipina dan Vietnam merasa bahwa di ASEAN ini dia tidak mendapat dukungan, jadi siapa tau, seperti yang terjadi pada Uni Eropa, akan terjadi Filipinxit maupun Vietxit," kata dia.
Sebab, lanjut dia, Brunei Darussalam dan Malaysia yang terlibat dalam sengketa Laut China Selatan pun tidak bersuara. "Di Indonesia pun yang keliatannya punya masalah soal Natuna ini diam-diam saja," kata dia.