Korea Utara Nyatakan Perang Pada AS
- Telegraph
VIVA.co.id - Diplomat Korea Utara untuk AS menyatakan perang dengan Washington. Mereka marah setelah AS menempatkan Kim Jong Un dalam daftar tetap pelaku pelanggaran HAM.
Han Song Ryol, Dirjen Urusan AS di Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa tindakan AS baru-baru ini telah menempatkan situasi di Semenanjung Korea pada pijakan perang.
"Pemerintah Obama bertindak terlalu jauh dan lancang karena menantang martabat tertinggi bagi pemimpin kami. AS juga telah melintasi 'garis merah' permasalahan ini. Kami menganggap langkah ini sebagai deklarasi perang," ujar Han, dilansir dari USAtoday, Jumat, 29 Juli 2016.
Kurang dari seminggu kemudian, Pyongyang kemudian memutus saluran komunikasi resmi dengan Washington, yang dikenal New York Channel. Han mengatakan, Pyongyang telah membuat kejelasan bahwa segala sesuatu di antara kedua negara harus ditangani di bawah "hukum perang."
Ia juga mengatakan, kekacauan bisa terjadi jika AS dan Korea Selatan mengadakan latihan perang tahunan, seperti yang direncanakan bulan depan. AS dan Korea Selatan secara teratur melakukan latihan militer bersama di Zona demiliterisasi. Dalam hal ini, Pyongyang biasanya merespon dengan sikap keras dan ancaman pembalasan.
Sebelumnya awal bulan ini. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menetapkan sanksi untuk pertama kalinya kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. AS menuduhnya bertanggung jawab atas daftar panjang pelanggaran hak asasi manusia di negaranya.
Menurut para pejabat di Washington, Kementerian Keamanan Negara Korea Utara memiliki 80 ribu sampai 120 ribu tahanan di kamp penjara politik. Di sana sering terjadi penyiksaan, eksekusi, kekerasan seksual, kelaparan, dan kerja paksa.
AS juga menuduh bahwa di bawah arahan Kim, di pusat-pusat penahanan dan kamp, tersangka diinterogasi secara sistematis, diintimidasi dan disiksa.
(mus)