Ini Robot yang Cabut Nyawa Pembunuh 5 Polisi di AS
- Remotec
VIVA.co.id – Lima orang polisi Amerika Serikat tewas dan sekitar tujuh orang luka-luka karena ditembak sniper. Peristiwa itu terjadi saat petugas polisi tersebut mengawasi jalannya demonstrasi di Dallas, Amerika Serikat, pada Kamis 7 Juli 2016 terkait aksi protes penembakan warga kulit hitam di Minnesota dan Lousiana.
Penembak jitu itu diketahui bernama Micah Xavier Johnson. Ia adalah mantan veteran perang di Afghanistan. Johnson berusia 25 tahun.
Untuk menyingkirkan Johnson, Kepolisian Dallas menggunakan cara yang tak biasa. Kepolisian Dallas menggunakan robot.
Seperti diketahui, Johnson bersembunyi di sebuah gedung parkir dalam melakukan aksinya menembaki polisi di Dallas. Kepolisian setempat tampak kesulitan menghadapi Johnson.
Akhirnya, polisi memutuskan menggunakan robot penjinak bom untuk menghadapi pria muda tersebut. Robot yang dibekali bom tersebut membuat Johnson merenggang nyawa.
Menurut Kepala Polisi Kota Dallas, David Brown, robot tersebut terpaksa digunakan karena tak memiliki jalan lain untuk mengatasi Johnson. Hal ini dilakukan untuk menghindari bahaya lebih lanjut. "Kami melihat tidak ada pilihan lain selain menggunakan robot bom, kami menempatkan perangkat peledak dan meledakkan bom di dekat tersangka," katanya, seperti dilansir dari Daily Mail.
Ini untuk pertama kali robot dikerahkan sedemikian rupa oleh penegak hukum di Amerika Serikat. "Ini adalah pertama kalinya robot digunakan polisi," tulis Peter Singer dari New America Foundation.
Terlepas dari kontroversi, penggunaan robot diharapkan semakin berkembang dalam menangani misi berbahaya dalam penegakan hukum dan juga di militer.
(ren)