Harga Pangan di Inggris Naik Gara-gara Brexit

Bendera Inggris.
Sumber :
  • REUTERS/Reinhard Krause

VIVA.co.id – Serikat Petani Nasional (National Farmers Union / NFU) Inggris menyatakan bahwa keluarnya negara mereka dari Uni Eropa (Brexit) akan berdampak pada meningkatnya harga pangan. Presiden NFU, Meurig Raymond, mengatakan, hasil referendum merupakan "kecelakaan politik" dan memperingatkan bahwa ketergantungan Inggris pada impor.

Selain itu, ditambah dengan mata uang poundsterling yang melemah akan menyebabkan harga makanan di negeri Ratu Elizabeth II bakal meningkat tajam.

Pascareferendum Brexit, nilai poundsterling merosot ke nilai terendah sejak 1985 hingga 13 persen, karena kabar Brexit ini menjadi keputusan yang sangat mengejutkan bagi seluruh dunia.

Raymond juga mengatakan, petani hanya memproduksi 60 persen dari kebutuhan pangan. Sementara sisanya sangat bergantung pada impor.

"Nilai mata uang yang melemah artinya akan mengakibatkan kesulitan keuangan untuk mengimpor makanan dan memenuhi kebutuhan rakyat Inggris," kata Raymond, seperti yang dikutip situs Independent, Senin, 27 Juni 2016.

Ia kemudian menjelaskan bahwa sebanyak 38 persen daging domba yang diproduksi di Inggris biasanya diekspor ke Uni Eropa.

Hal ini merupakan jumlah yang sangat besar. Raymond mengatakan Inggris sangat bergantung pada permintaan besar Eropa soal daging domba.

Inggris juga mengekspor lebih dari 3 juta ton gandum dan barley ke Eropa setiap tahun. NFU juga menyerukan pertemuan darurat untuk membahas bagaimana dampak bagi pertanian akibat Brexit.

Kesulitan yang dihadapi para petani juga bisa diperparah akibat kekurangan tenaga kerja, di mana pekerja Uni Eropa bekerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang kini dibatasi.

(ren)