Australia Enggan Hubungannya dengan Inggris dan Eropa Putus
- REUTERS/David Gray/Files
VIVA.co.id – Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull menyebut hubungan negaranya dengan Inggris akan tetap "sangat kuat dan intim", meskipun Inggris dipastikan keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Turnbull, seperti dikutip situs Channel News Asia, Jumat 24 Juni 2016, mengungkapkan kalau dia percaya diri atas negosiasi kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa tidak akan terancam oleh Brexit.
"Saya tidak ragu bahwa hubungan yang sangat kuat dan intim dengan Inggris, takkan terganggu. Dan, hubungan sangat kuat dengan Eropa, yang mengarah ke negosiasi untuk perjanjian perdagangan bebas, akan juga terus berlanjut," ungkapnya.
Turnbull mengaku bahwa imbas dari Brexit akan berdampak pada periode ketidakpastian dan beberapa ketidakstabilan di pasar global. Kendati demikian, ia mengatakan, tidak ada alasan bagi warga Australia untuk khawatir dengan perkembangan ini.
"Dampak terhadap transaksi perdagangan Australia dalam jangka pendek mungkin 'sangat terbatas', akibat negosiasi Inggris pascareferendum untuk keluar dari Uni Eropa," kata Turnbull.
Seperti diketahui, terdapat 1,2 warga negara Inggris yang berada di Australia dan 250 ribu lainnya di Selandia Baru, yang akan ikut memberikan suara mereka, walaupun berada jauh dari kampung halaman.
Turnbull beranggapan, jika Inggris benar-benar akan memisahkan diri mereka dari Uni Eropa, hal itu akan memberikan sebuah kejutan yang luar biasa.
"Hal itu adalah sebuah kejutan yang besar. Jelas akan ada upaya-upaya dijalankan untuk meminimalisasi keterkejutan itu," kata Turnbull.
Namun, Turnbull yakin, hasil apapun yang akan dicapai tidak akan memengaruhi posisi keanggotaan Inggris dalam NATO. (asp)