Kala Militer Suriah Berpuasa di Wilayah Konflik
- Reuters/Hosam Katan
VIVA.co.id – Menjalankan ibadah puasa saat bulan Ramadan tanpa ditemani oleh sanak keluarga tidak hanya dialami oleh pengungsi atau pencari suaka di negara tujuan. Namun, hal serupa juga dialami para tentara Suriah yang setiap harinya harus berjuang menjaga perdamaian negara mereka.
Dilansir dari situs The Guardian, Senin, 20 Juni 2016, sejumlah tentara Suriah di Jobar misalnya. Mereka terpaksa harus menjalankan ibadah puasa, termasuk berbuka dan sahur, di lokasi konflik dengan makanan seadanya.
Kota Jobar merupakan salah satu area pertempuran antara tentara Suriah dengan pasukan pemberontak. Saat ini, kota tersebut luluh lantak akibat perang.
Makanan untuk berbuka pun dimasak di atas kompor kecil di salah satu rumah yang ditinggalkan oleh pemilik aslinya lantaran hancur.
Adapula, seorang tentara duduk di ruang istirahat membaca Alquran, namun senapan tempur tetap berada di sisinya. Mereka duduk di sebuah karpet dengan pemandangan reruntuhan bangunan di sekelilingnya. Mereka bercengkerama sembari menunggu matahari terbenam untuk dapat mulai berbuka puasa bersama.
Pada Februari 2013, Jobar berada di pusat serangan oleh tentara pemberontak yang dikenal sebagai pertempuran Armageddon. Daerah ini adalah lingkungan paling padat berada di pinggiran ibu kota Suriah, Damaskus.