Dubes AS: Udara di Jakarta Sudah Tidak Sehat
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id – Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta beberapa waktu lalu mengoperasikan dua alat pemantau kualitas partikel udara PM 2.5, yang dipasang di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Selama beberapa bulan, alat itu menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta sudah buruk bagi kesehatan.
"Beberapa waktu lalu saya memerika level polusi udara di Jakarta, dan menunjukkan polusi berada pada level 155. Ini menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta tidak sehat dan sangat buruk bagi kesehatan, yang pada akhirnya bisa memicu berbagai penyakit pernapasan," kata Dubes AS untuk Indonesia, Robert Blake, di Jakarta, Jumat 3 Juni 2016.
Menurut Blake, Pemerintah Amerika sangat peduli terhadap hal ini karena dengan kualitas udara yang buruk, bisa menyebabkan penyakit pernapasan, yang bisa berlanjut hingga penyakit paru-paru. Ia juga mengatakan, berdasarkan studi yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia bekerjasama dengan Environment Protection Agency pada 2013 menunjukkan, 60 persen masyarakat di Jakarta mengalami gangguan pernapasan karena polusi udara.
Selanjutnya Blake menambahkan, program ini dilakukan untuk membantu masyarakat Indonesia memahami masalah dampak buruk polusi ini dan memberikan masukan serta saran terbaik, agar terhindar dari penyakit akibat polusi ini.
"Salah satu yang telah dilakukan pemerintah Indonesia adalah mengganti bahan bakar dengan bensin tanpa timbal. Dengan demikian, polusi yang disebabkan asap dari truk, mobil dan bis bisa berkurang," kata Blake.
Kerjasama ini tidak hanya dilakukan AS dengan Indonesia, namun juga dengan 24 Kedutaan Besar dan Konsulat di berbagai negara. Beberapa diantaranya dengan Beijing, Vietnam, New Delhi, Mongolia, Peru dan lainnya. Belajar dari pengalaman Amerika yang pernah mengalami permasalahan yang sama, maka diharapkan program ini bisa membantu negara-negara di dunia mengambil keputusan yang tepat dan mencari solusi untuk kesehatan penduduknya.
(ren)