Rentetan Bom di Baghdad, Syiah Tuding Pemerintah Irak Gagal
- REUTERS
VIVA.co.id – Ledakan bom yang terjadi tiga tempat di Baghdad, Irak, pada Selasa telah menewaskan 77 orang dan melukai 140 lainnya. Ledakan ini memperpanjang rentetan serangan mematikan di sana pada tahun ini.
Ulama Syiah Moqtada al-Sadr menyalahkan pemerintah Irak yang gagal menjamin keamanan. Ia kemudian mengerahkan ratusan milisi bernama "Peace Brigades" dikerahkan di seluruh Kota Sadr, dilengkapi dengan senapan mesin dan melakukan pemeriksaan kepada setiap kendaraan yang melintasi persimpangan kota.
"Pengeboman tersebut sebagai bukti bahwa pemerintah tidak mampu melindungi dan memberikan keamanan kepada masyarakat," katanya, seperti dikutip dari situs Reuters, Rabu, 18 Mei 2016.
Terdapat tiga serangan bom yang terjadi di Baghdad kemarin. Ketiga peristiwa itu terjadi di lokasi yang berbeda-beda.
Insiden pertama berupa aksi bom bunuh diri yang berlangsung di salah satu pasar di Distrik al-Shaab. Ada 38 orang tewas dan lebih dari 70 korban luka akibat serangan tersebut.
Bahkan, Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi dalam sebuah pernyataan memerintahkan penangkapan pejabat yang bertanggung jawab atas keamanan di al-Shaab.
Namun ia tidak memberikan keterangan dan penjelasan lebih lanjut. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di al-Shaab.
Menurut kelompok itu, aksi tersebut dilakukan oleh seorang pria yang diidentifikasi sebagai Abu Khattab al-Iraqi.
Kemudian, sebuah bom mobil di kawasan al-Rashid menyebabkan enam orang tewas dan 21 lainnya terluka.
Setelah itu, serangan bom ketiga kembali menghantam Baghdad, tepatnya di sebuah pasar yang berada di Distrik Sadr City—yang didominasi oleh kelompok Syiah.
Insiden terakhir ini merenggut nyawa 41 orang dan melukai lebih dari 70 orang lainnya.