Presiden Terpilih Filipina Mau Bebaskan Tahanan Komunis

Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro

VIVA.co.id – Ketua Partai Komunis Filipina, Jose Maria Sison (77 tahun), diminta pulang oleh Presiden terpilih Rodrigo Duterte sebagai tanda dimulainya pembicaraan damai. Sison dan Duterte memiliki kedekatan lantaran keduanya merupakan guru dan murid di Universitas Lyceum, Manila pada 1960.

Selama hampir tiga dekade Sison tinggal di Utrecht, Belanda, setelah pembicaraan damai gagal tercapai pada 1987. Duterte juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan dia akan melepaskan tahanan komunis.

"Ya, dia (Sison) diterima (pulang ke Filipina). Saya sangat ingin berbicara dengannya untuk menyelesaikan masalah pemberontakan," kata Duterte, seperti dikutip situs Inquirer, Senin 16 Mei 2016.

Tak hanya itu. Duterte juga mempertimbangkan kalangan komunis untuk dimasukkan ke dalam kabinet kerjanya. Dalam sebuah postingannya di media sosial, Facebook, Sison menulis bahwa dia berharap untuk pulang setelah Duterte menang dalam pemilu presiden pada 9 Mei lalu.

Pemberontakan antara pemerintah Filipina dan Komunis merupakan salah satu konflik terpanjang di Asia dan telah menyebabkan sekitar 30 ribu orang tewas sejak 1960-an.

Sayap bersenjata Komunis, Tentara Rakyat Baru, diyakini memiliki sekitar empat ribu tentara, atau turun drastis dari sebelumnya yang berjumlah 26 ribu personel pada 1980-an.

Pada Sabtu lalu, Pemberontak Komunis menewaskan tiga tentara di bagian tengah Filipina. Menurut sumber militer, kekerasan mematikan ini mulai menyeruak sejak Duterte menang pemilu.

(ren)