Menteri Perempuan Prancis Deklarasikan Antipelecehan Seksual
- Reuters
VIVA.co.id – Sebanyak tujuh belas perempuan yang menjabat sebagai menteri di Prancis menegaskan dirinya tak akan tinggal diam mengenai pelecehan seksual dalam kehidupan politik.
Sebuah deklarasi untuk melindungi perempuan dari pelecehan seksual hidup berpolitik ditandatangani oleh para pejabat dan mantan pejabat negara tersebut seperti Christine Lagarde, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) dan mantan Menteri Keuangan Prancis.
"Seperti semua perempuan lainnya yang memasuki bidang ini, kita harus melawan pelecehan seksual. Ini bukan untuk perempuan agar bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja, tapi untuk perilaku pria yang harus berubah," kata deklarasi tersebut, seperti dikutip dari situs BBC, Senin, 16 Mei 2016.
Sejumlah contoh pelecehan seksual dijelaskan dalam sebuah artikel, misalnya mengenai Fleur Pellerin, seorang Menteri Kebudayaan dalam pemerintahan Francois Hollande dari 26 Agustus 2014 - 11 Februari 2016, di mana sebelumnya tidak pernah mengalami pelecehan seksual sampai akhirnya ia menduduki jabatan tersebut.
Seorang jurnalis bahkan pernah menanyakan Pellerin apakah ia mendapat jabatan tersebut dengan cara mengandalkan parasnya yang cantik.
"Mereka berhak untuk bisa tertawa dan berbuat sesuatu tidak diinginkan seperti menepuk bokong perempuan," kata penandatangan deklarasi lainnya, mantan Menteri Hak Perempuan Yvette Roudy.
Ia menjelaskan, memang tidak semua di antara pejabat perempuan yang tersinggung dengan hal itu. Namun, bukan berarti perilaku tersebut benar dan kini saatnya bagi kaum hawa untuk bersuara.
"Mereka (perempuan) dianggap seperti pelacur," kata Roudy.
Sebelumnya, seorang mantan anggota Partai Hijau mengaku bahwa Denis Baupin (tokoh politik Prancis) pernah meraba-raba tubuh seorang anggota partainya, yakni Juru Bicara Partai Hijau Sandrine Rousseau.
Ia mengklaim Baupin telah meraba-raba payudaranya di koridor dan mencoba menciumnya.