SBY: 2016, Politik Dunia Sedikit Rapuh
- Biro Pers Istana/Abror Rizki
VIVA.co.id – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menilai situasi politik dunia di tahun 2016 masih terus memanas. Terutama berkaitan dengan zona konflik, seperti di Timur Tengah dan Laut China Selatan.
Itu disampaikan SBY, saat menjadi keynote speaker pada konferensi Internasional "In The Zone" dengan tema "Feeding The Zone" yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bekerjasama dengan The PerthUSAsia Centre di Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu 14 Mei 2016.
"2016 akan menjadi tahun yang cukup menantang bagi kita semua, politik dunia akan mengalami hal yang sama, sedikit rapuh," kata SBY memulai pidatonya.
Kondisi ini terjadi, karena adanya ketidak percayaan masing-masing negara. Terutama, dalam hal yang strategis.
"Hubungan antara kekuatan utama bisa lebih dinamis dan bercampur dengan kerja sama antara interdependence dan persaingan yang ditandai dengan tak adanya kepercayaan strategi," kata Ketum Demokrat itu.
Indonesia, kata ia, tidak lepas juga dari memanasnya politik dunia. Terutama di kawasan laut China selatan.
"Kita pun dihadapkan untuk menjaga keadaan di laut China selatan dan semenanjung Korea tidak memanas. Ini mengingatkan kita bagaimana menjaga keamanan situasi politik di Asia pada saat ini," jelasnya.
Pengaruh suksesi di beberapa negara Asia seperti Filipina, juga diharapkan oleh SBY untuk memperkuat hubungan. Mengingat, dengan situasi politik dunia yang memanas, sementara di sisi lain ada persoalan menyangkut sumber daya.
"Sementara itu, di dunia banyak negara akan merasakan stres dalam pemenuhan sumber daya," kata SBY.
(ren)