'The Punisher' Diprediksi Unggul di Pemilu Filipina

Rodrigo Roa Duterte, mantan Wali kota Davao yang kini menjadi Presiden Filipina.
Sumber :
  • reuters.com

VIVA.co.id – Rodrigo Duterte (71 tahun), Walikota Davao City, diprediksi menjadi politisi pertama dari Mindanao, Filipina Selatan, yang dipilih sebagai Presiden Filipina.

Filipina, negara berpenduduk 100 juta jiwa dengan 55 juta pemilih itu, mulai memberikan suara untuk memilih siapa pengganti Benigno Aquino III melalui pencoblosan suara hari ini.

Mengutip situs Aljazeera, Senin, 9 Mei 2016, apabila Duterte berhasil meraih kursi kepresidenan, maka diperkirakan pula banyak kalangan pebisnis dan politikus yang merasa "terganggu”. Mereka seperti membuat stigma bahwa bila Duterte terpilih akan menghidupkan kembali pemerintahan yang korup dan otoriter seperti Ferdinand Marcos pada 30 tahun silam.

Memang, Duterte mendapat tudingan telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan memiliki kekayaan tersembunyi.

Namun, sepertinya tuduhan itu tidak membuat pemilih beralih. Mereka menyenangi tokoh yang dijuluki “The Punisher” ini karena bersikap apa adanya dan kebijakannya cenderung memihak kalangan wong cilik.

Dalam kampanyenya, ia berjanji untuk memerangi kejahatan dan korupsi di negeri itu. Dia bahkan menyatakan menghadapi "pemerintahan revolusioner" jika kriminalitas tidak diselesaikan dalam enam bulan pertama masa kepemimpinannya.

Tak hanya itu, Duterte juga mencerca pemerintahan Aquino. Karena selama enam tahun dia berkuasa, keuntungan ekonomi Filipina tidak bisa dinikmati oleh rakyat yang hidup miskin berjumlah sekitar 25,8 persen.

Pesaing terdekat Duterte adalah “si anak bontot" Grace Poe. Disebut demikian karena usianya masih terbilang "paling muda", yaitu 48 tahun, di antara empat calon lainnya yang rerata di atas 55 tahun.

Poe merupakan senator, pebisnis, dan filantropis. Ia mendapat dukungan dari kalangan pebisnis Filipina. Kendati demikian, dua dari tiga calon lainnya sedang mengalami masalah.

Manuel Roxas II (58) misalnya. Mantan senator yang didukung Aquino itu, saat ini sedang berjuang melawan sentimen antikemapanan.

Sementara Jejomar Binay (73), Wakil Presiden Filipina, tengah dihadapkan dengan tuduhan korupsi. Adapun Senator Miriam Santiago (70), calon terakhir, hampir dipastikan gagal meraih suara maksimal dalam jajak pendapat.