'Trump dari Timur' Calon Kuat Presiden Filipina

Warga Filipina di Manila antre mengikuti proses Pemilihan Presiden
Sumber :
  • AP Photo/Aaron Favila

VIVA.co.id – Filipina bakal menggelar pemilihan presiden pada Senin, 9 Mei 2016, mendatang. Diperkirakan, 54 juta warga Filipina akan menggunakan hak suaranya. Dari sejumlah calon presiden yang bertarung, Rodrigo Duterte diketahui belakangan tampak melejit popularitasnya.

Meski dianggap sebagai Donald Trump dari timur lantaran pernyataan-pernyataan yang nyeleneh, publik di Filipina justru terlihat menyukai sosoknya. Hal itu terlihat dari jajak pendapat yang dilakukan Social Weather Stations terhadap sampel 4.500 pemilik suara. Jajak pendapat dilakukan 1-3 Mei lalu, di mana Duterte disebutkan mendapat dukungan sebesar 33 persen. Di posisi kedua, ada saingan terdekatnya, senator Grace Poe dengan raihan 22 persen dukungan.

Sementara mantan Menteri Dalam Negeri Manuel Roxas di posisi ketiga dengan 20 persen dukungan, dan Wakil Presiden Jejomar Binay di peringkat selanjutnya dengan 13 persen.

Dilansir Reuters, Jumat, 6 Mei 2016, jajak pendapat dilakukan di sejumlah gerai makanan cepat saji. "Aku memilih Duterte karena ingin perubahan dalam masyarakat, dan saya melihat dia baik dalam janji-janji kampanyenya," ujar salah seorang pegawai pemerintah Michael John Aguillon.

Di pusat Kota Manila, jajak pendapat juga dilakukan pelanggan di salah satu toko roti. "Saya melihat sebagian besar pelanggan memesan 'Pan de Duterte' karena mereka menyukai Wali Kota Davao itu, dan yang kedua paling populer adalah Senator Grace Poe," kata pemilik Kamuning bakery Wilson Lee Flores.

Berbicara soal Duterte, dia adalah wali kota selatan Davao yang menjabat selama dua dekade. Dia dianggap sukses mengurangi kejahatan di wilayah yang dipimpinnya, meski kelompok hak asasi menusia menuduh selama dia memimpin kerap terjadi aksi main hakim sendiri terhadap pelaku kejahatan.

Duterte dalam kampanye-nya bahkan berjanji akan membabat habis kejahatan narkoba dalam waktu tiga sampai enam bulan di awal kepemimpinannya. Pada bulan lalu, dia bahkan mengatakan jika kepemimpinannya nanti akan menjadi salah satu yang berdarah.

Banyak telah menyamakan kenaikan dirinya karena memang kerap berbicara satir mirip dengan Donald Trump, meskipun Duterte mengatakan Trump adalah fanatik. Duterte juga secara terbuka mendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) adalah hak. Tentu menjadi topik sensitif bagi para kalangan keagamaan.

Dalam sebuah pernyataan, dia bahkan mengaku tak segan memutuskan hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat dan Australia.

Di sisi lain, sikap Duterte yang dikenal eksentrik dan tak berpendirian politik dianggap membuat khawatir para pebisnis, investor dan diplomat yang melihatnya sebagai badut karena tidak punya kebijakan ekonomi yang jelas.

Tuduhan minggu lalu bahwa Duterte, 71, tidak melaporkan simpanan jutaan peso di bank, dibantah oleh Duterte yang menyatakan bahwa tuduhan tersebut hanya untuk mencari publisitas dan tidak memengaruhi para pendukung yang menyukai gaya kepemimpinannya.

Saingat terberatnya Senator Grace Poe berbeda dengan Duterte. Dua justru terlihat punya kebijakan ekonomi yang lebih jelas. Namun, anak dari pahlawan Fernando Poe Jr itu dengan tegas berencana akan meliberalisasi hukum investasi asing. Dia juga menyatakan jika dirinya terpilih menjadi presiden Filipina, akan bergabung dengan Trans-Pacific Partnership.

Poe memiliki citra cukup bersih, dan belum terseret ke dalam skandal korupsi yang tersebar luas dalam politik Filipina. Meski mantan warga negara AS, dia telah menjauhkan diri dari Washington. Tetapi, warga Filipina melihat dia sebagai momok, karena bisa jadi sebagai kaki tangan AS.