Jaksa Agung Brasil Ungkap 'Pemain' Skandal Petrobras

Mantan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, (kanan) memberi selamat kepada Dilma Rousseff.
Sumber :
  • REUTERS/Ueslei Marcelino

VIVA.co.id – Jaksa Agung Brasil, Rodrigo Janot, meminta Mahkamah Agung untuk melakukan investigasi terhadap mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva atas dugaan korupsi. Ia menuduh Lula da Silva memainkan peran kunci dalam skandal korupsi terbesar di perusahaan minyak negara, Petrobras. Dia mengatakan, korupsi tidak bisa terjadi tanpa partisipasi dari mantan pemimpin.

Sebelumnya, ia juga dituduh memiliki sebuah flat penthouse dari sebuah perusahaan properti raksasa yang terlibat dalam skandal Petrobras.

Tuduhan yang diajukan Janot ini jauh lebih serius. Ia mengatakan, Lula da Silva dan politisi senior lainnya bersekongkol untuk membuat skema untuk menyedot sejumlah besar uang dari Petrobras.

Tak ayal, ia pun meminta MA agar segera menyelidiki Lula da Silva beserta 29 politisi senior, pejabat dan pengusaha.

"Skema korupsi ini diperkirakan telah menyebabkan kerugian perusahaan lebih dari US$2 miliar. Sebagian dari uang itu digunakan untuk membiayai kampanye Pemilu Brasil," kata Janot, seperti dikutip dari situs BBC, Rabu, 4 Mei 2016.

Segala tuduhan Janot ini adalah bagian dari Operasi "Car Wash", yang diluncurkan dua tahun lalu oleh sekelompok jaksa yang fokus pada kejahatan pencucian uang (money laundering).

Penyelidikan mereka membawanya menuju dugaan skema korupsi kompleks pada Petrobras.

Sejumlah politisi kakap dan eksekutif Petrobras telah ditangkap dan dihukum. Hingga saat ini, 39 orang secara resmi diselidiki dalam operasi ini.

Namun, Lula da Silva, yang menjabat Presiden Brasil pada 2003 dan 2011, membantah semua tuduhan Janot.

Pada Senin lalu, Janot juga meminta MA menyelidiki pemimpin oposisi terkemuka dan mantan calon Presiden Brasil Aecio Neves. Dia telah dituduh menerima suap dari pejabat perusahaan listrik, Furnas. Tapi, Neves menolak tuduhan tersebut.

(ren)