Pemerintah RI Tak Siapkan Tebusan untuk 4 WNI yang Diculik

Menlu Retno LP Marsudi (tengah berbatik) bersama 10 ABK WNI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menegaskan pihaknya masih terus kerja keras untuk membebaskan empat Anak Buah Kapal asal Indonesia, yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf. Dia menegaskan, seperti halnya pembebasan atas sepuluh pelaut Indonesia kemarin - pemerintah tidak akan menyiapkan tebusan bila diminta kelompok penculik atas empat ABK itu.

"Pemerintah Indonesia akan memanfaatkan semua opsi yang terbuka untuk dapat membebasan mereka. Seperti telah disampaikan, kami tidak akan membayar tebusan kepada penyandera. Sementara lokasi keempat WNI telah terpantau dari waktu ke waktu," ujar Retno di Gedung Kemlu, Jakarta, Senin, 2 Mei 2016.

Presiden Joko Widodo, sebelumnya, berjanji untuk terus mengupayakan pembebasan empat WNI lainnya yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf.

"Saat ini kita masih terus berupaya membebaskan empat ABK WNI lainnya," kata Jokowi.

Presiden menyatakan pembebasan 10 ABK atas kerja sama semua pihak. Jokowi juga mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang membantu pembebasan sandera.

"Banyak sekali pihak yang bekerjasama, yang membantu. Kami ucapkan terima kasih, dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu proses pengupayaan (pembebasan). Tanpa upaya yang baik, tidak akan ada hasil yang baik," kata Jokowi.

Empat WNI ini merupakan ABK Kapal TB Hendry yang juga disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.

Sejauh ini, dari laporan negosiator sandera, Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen, keempat sandera itu diketahui masih dalam kondisi hidup.

Hanya saja, mereka diperkirakan akan mengalami kekurangan pasokan makan. Sebab selama disandera, mereka hanya diberi makan kelapa oleh penyandera.

"Kami sempat berbicara langsung dengan para sandera, kondisi mereka baik, cuma kekurangan makanan, mereka hanya makan kelapa," kata Kivlan, Minggu, 1 Mei 2016.

Ia juga mengaku upaya pembebasan terus diupayakan. Dialog dan pendekatan kekeluargaan menjadi senjata utama negosiasi. Doakan saja bisa diselesaikan dengan baik," ujar dia menambahkan.

(ren)