Partai Sayap Kanan Jerman Serukan anti-Islam
- Wolfgang Rattay/Reuters
VIVA.co.id – Para delegasi anti-imigran dari partai sayap kanan Jerman, Alternatif untuk Jerman (AfD / Alternative fur Deutschland), mendukung adopsi pemilihan yang menolak keberadaan Islam di Jerman.
Mengutip situs Russia Today, Senin, 2 Mei 2016, Hans-Thomas Tillschneider, anggota Parlemen AfD dari Negara Bagian Saxony-Anhalt, bahkan menyebut Islam sebagai sesuatu yang asing.
"Islam itu asing di Jerman. Tidak bisa mengikuti prinsip kebebasan beragama ke tingkat yang sama seperti Kristen," kata Tillschneider, dalam kongres partai di Stuttgart, selatan Jerman.
Manifesto Partai AfD mengedepankan bahwa 'Islam bukan bagian dari Jerman'. Hal ini untuk mementahkan pernyataan Kanselir Jerman Angela Merkel, yang mengatakan bahwa Islam bagian dari Jerman serta kebebasan beragama dijamin oleh konstitusi negara.
"Bentuk dan sikap ortodoks Islam tidak menghormati hukum dan budaya negara kita, dan bahkan menolak. Mereka juga membuat klaim untuk menjadi satu-satunya agama yang sah," bunyi manifesto AfD.
Tak hanya itu. Dalam manifesto ini juga disetujui pelarangan bagi pembangunan masjid, azan dan pemakaian cadar.
Komunitas Muslim berjumlah lima persen dari total penduduk Jerman. Para imigran Muslim ini mayoritas berasal dari Turki yang sudah menghuni Jerman untuk bekerja selama puluhan tahun silam.
Akibat perang saudara berkepanjangan di Suriah, Irak dan Afghanistan, maka Jerman menjadi salah satu pelabuhan favorit para pencari suaka lantaran memiliki ekonomi terbesar dan tingkat pengangguran terendah di Eropa.
Partai AfD didirikan sejak tiga tahun lalu oleh Frauke Petry, seorang pengusaha dan ahli kimia. Ia pun menjadi ketua partai pertama setelah retorikanya yang anti-imigran diterima publik.
Alasan publik menerima retorika Petry lantaran mereka kecewa dengan sikap Pemerintah Jerman soal pengungsi. Namun, kritikus menuduh AfD memainkan isu negatif yang memancing emosi rakyat untuk mempromosikan ide-ide xenophobia dengan ideologinya. (ase)