China dan Rusia Desak AS Tak Tempatkan Rudal di Korsel

Model rudal Korea Utara di Museum Memorial Perang Korea di Seoul, Korea Selatan.
Sumber :
  • REUTERS/Lee Jae-Won

VIVA.co.id – China dan Rusia mendesak Amerika Serikat untuk tidak menempatkan sistem antirudal barunya, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), di Korea Selatan.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan Amerika Serikat harus menghormati kekhawatiran mereka atas sistem rudal tersebut.

"Langkah ini melampaui kebutuhan pertahanan negara yang relevan. Jika digunakan secara langsung akan berdampak pada keamanan strategis China dan Rusia," kata Wang, seperti dikutip dari Reuters, Jumat, 29 April 2016.

Sementara Lavrov menjelaskan, hal tersebut tidak saja mengancam isu perdamaian di Semenanjung Korea, melainkan justru menambah ketegangan dan bahkan menghancurkan keseimbangan strategis di kawasan.

"Tindakan Korea Utara tidak boleh dibalas (dengan menempatkan rudal THAAD) sebagai alasan untuk membuat reda ketegangan. Tapi justru meningkatkan ketegangan terutama penyebaran dari sistem antirudal AS," kata Lavrov.

Amerika Serikat dan Korea Selatan telah memulai pembicaraan tentang kemungkinan ditempatkannya sistem THAAD, setelah Korea Utara berkali-kali menguji coba bom nuklir.

Hal ini kemudian dianggap sebagai pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB. Kedua negara juga menyampaikan kekhawatirannya bahwa Korea Utara bisa saja meluncurkan tes nuklir kelima dalam waktu dekat seiring dimulainya Kongres Pekerja Buruh pada 6 Mei 2016.