Terungkap, Perbudakan Seks di Korea Utara
- REUTERS/Damir Sagolj
VIVA.co.id – Di balik ketertutupan Korea Utara, kisah pilu gadis-gadis muda yang dipaksa menjadi penghibur dan pemuas nafsu pejabat Korea Utara ikut tersembunyi. Kisah-kisah tersebut terungkap setelah semakin banyak warga Korut yang berhasil keluar melarikan diri.
Gadis-gadis itu dipilih secara acak oleh para tentara, kadang dari teman sekelas mereka sendiri. Para tentara ini bahkan melakukan penyelidikan rinci apakah gadis-gadis itu masih perawan. Lebih dari puluhan dekade, gadis-gadis itu dipekerjakan untuk melayani lingkaran elite militer Korea Utara. Mereka dikenal sebagai Gippeumjo atau pasukan kesenangan pemimpin.
Pasukan ini terdiri dari 2.000 gadis Korea Utara, dan mereka dibagi menjadi tiga kelompok khusus. Pertama untuk melayani seksual, yang kedua memberikan pijatan, dan satu kelompok lagi untuk menyanyi dan menari, di mana mereka bisa diminta melakukannya semi telanjang. Dalam tembok Korea Utara, praktik ini sangat rahasia. Namun kisah ini mulai diketahui dari pembelot yang lari ke China atau Korea Selatan.
Seperti diberitakan oleh News.com.au, Kamis, 28 April 2016, keluarga sang gadis tidak mengetahui ke mana mereka perginya, hanya diberitahukan bahwa mereka ikut andil dalam "proyek penting pemerintah." Sejak saat itu, para gadis tidak diizinkan untuk melihat bahkan berbicara pada keluarga terdekat mereka.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dikabarkan juga ikut mencari "hiburan" ini untuk kesenangannya, sekitar enam bulan setelah kematian sang ayah.
Kisah ini diungkapkan juga Mi Hyang, salah satu gadis yang berhasil lari ke Korea Selatan, setelah dua tahun "melayani" Kim Jong Il. Saat itu dia baru berusia 15 tahun, ketika dua pria berseragam tentara menyerobot masuk ke ruang kelasnya tanpa pemberitahuan apapun, dan mulai mencari ke seisi ruang kelas. Salah satu dari mereka kemudian menunjuk ke arahnya, dan meminta Mi Hyang untuk ikut dengan mereka. Menurut Mi Hyang, para tentara tersebut mencari informasi dengan rinci tentangnya, bahkan hingga sejarah keluarga dia.
Mi Hyang mengungkapkan, gadis terpilih harus memenuhi kriteria yang ketat. Mereka harus di bawah 165 sentimeter, bebas dari bekas luka dan kulit berminyak, memiliki suara yang lembut dan feminin. Dan keperawanan adalah hal yang sangat penting. Para perekrut bahkan menanyakan hal itu secara terang-terangan. "Saya merasa sangat malu untuk mendengar pertanyaan seperti itu,” ungkap Mi Hyang.
Setelah dipilih, mereka akan dikirim ke Hong Kong untuk mendapat pelatihan memijat, atau dikirim ke tempat lain untuk belajar menari dan menyanyi. Saat usia 22 hingga 25 tahun, mereka akan berhenti bertugas. Umumnya gadis-gadis ini akan diperistri oleh penjaga elite. Pada akhir tahun 2011, usai kematian Kim Jong Il, kelompok gadis ini dibubarkan dan diizinkan untuk kembali pada keluarga mereka.
Para pejabat pemerintah sangat ingin cerita ini tidak terungkap, sehingga mereka membayar setiap gadis sebesar Rp52 juta dan memberikan berbagai hadiah, agar mereka bersedia tutup mulut. Uang sebesar itu hampir dua kali penghasilan per tahun rata-rata keluarga di Korea Utara.