AS dan Rusia Harus Turun Tangan Selamatkan Suriah
- Reuters
VIVA.co.id – Perwakilan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mendesak para pejabat tinggi Amerika Serikat dan Rusia segera turun tangan untuk membicarakan penyelamatan proses perdamaian di Suriah.
Mistura merujuk pada peran langsung Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Berbicara usai pertemuannya dengan Dewan Keamanan PBB soal proses perdamaian, Mistura mengatakan gencatan senjata yang disepakati pada Februari 2016 "hampir mati".
"Gencatan senjata yang disepakati awal tahun ini cukup mampu menyelamatkan Suriah dari kehancuran total. Namun, kesepakatan ini bisa runtuh setiap saat," kata Mistura, seperti dikutip dari situs BBC, Kamis, 28 April 2016.
Dia juga mengatakan, selama 48 jam terakhir rata-rata satu warga Suriah tewas setiap 25 menit dan satu terluka setiap 13 menit. Meski pun terjadi gencatan senjata, faktanya kekerasan terus meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Setidaknya, 20 warga sipil dilaporkan tewas, termasuk anak-anak, dalam serangan yang terjadi pada Rabu lalu yang menargetkan rumah sakit dan bangunan perumahan di wilayah timur Aleppo.
Sebelumnya, Satuan Tugas Kemanusiaan PBB berhasil mengevakuasi 500 orang terluka dari empat kota Suriah yang dikepung dalam sebuah operasi penyelamatan terbesar sejak konflik bersaudara lima tahun ini.
Ketua Satuan Tugas Kemanusiaan PBB di Suriah, Jan Egeland mengatakan, pihaknya telah diberitahu bahwa operasi telah berhasil dilakukan.
Sebanyak 250 orang terluka dievakuasi dari Zabadani dan Madaya, dekat perbatasan Lebanon. Kedua kota ini diblokade oleh masukan pro-pemerintah. Sementara 250 orang lainnya meninggalkan Foah dan Kefraya di bagian barat Suriah.
Laporan: Dinia Adrianjara