Australia Terapkan 'Cyber Security' Atasi Ancaman Terorisme

Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull.
Sumber :
  • REUTERS/David Gray

VIVA.co.id – Pemerintah Australia menetapkan kebijakan strategi keamanan dunia maya (cyber security) jarak jauh terhadap banyaknya aksi kejahatan, termasuk terorisme dan ancaman perang.

Negeri Kanguru tersebut berupaya mendorong pendekatan global yang terkoordinasi untuk melindungi data online. Melansir situs Reuters, Kamis, 21 April 2016, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull saat ini tengah mencoba untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang dapat mengubah Australia menjadi pusat bisnis dengan teknologi tinggi.

Ia mengatakan, serangan pembajakan data (hacking) telah merugikan Australia sebanyak AU$1 miliar per tahun.

"Dalam setiap keadaan, pemerintah akan tetap bekerjasama dengan sektor swasta untuk melawan kejahatan online seperti menggagalkan aksi terorisme dan ekstrimisme, serta upaya menyembunyikan kegiatan yang melawan hukum (ilegal)," kata Turnbull.

Ia juga berpendapat, kualitas yang sama yang memungkinkan masyarakat bebas untuk memanfaatkan dunia maya untuk kemakmuran juga dapat memberikan jalan bagi mereka, yang mungkin, ingin membahayakan diri sendiri.

"Tidak ada lembaga global atau infrastruktur yang lebih penting bagi kemakmuran masa depan dan kebebasan komunitas global kita daripada internet itu sendiri," tuturnya.

Turnbull merasa publik menjadi skeptis mengenai aktivitas online yang dilakukan pemerintah sejak kontraktor Badan Keamanan Nasional AS, Edward Snowden membocorkan dokumen rahasia pada 2013.

Kebocoran terjadi saat FBI mencari akses ke telepon seluler (ponsel) yang digunakan oleh salah satu penembak dalam pembunuhan di San Bernardino, California, AS.