Masuki Perairan Rawan, Pelaut Turki Minta Pertolongan

Ilustrasi.
Sumber :
  • www.philstar.com

VIVA.co.id – Dua orang warga negara Turki berhasil diselamatkan, setelah kapal mereka berhenti di perairan Asia Tenggara, yang terkenal sebagai wilayah penculikan oleh kelompok militan Abu Sayyaf.

Ahmed Tabran (60 tahun) dan Burcu Botanoglu (54 tahun), mengaku sangat lega, ketika Angkatan Laut Filipina merespons laporan mereka dengan cepat.

Kedua pelaut itu mengalami kerusakan mesin di tengah laut. Perahu yang terombang-ambing tanpa sadar memasuki wilayah rawan tersebut. Tersadar berada di wilayah yang sering jadi area penculikan kelompok militan Abu Sayyaf, keduanya panik dan segera meminta pertolongan. Beruntung, kapal patroli ke pangkalan Angkatan Laut Komando Mindanao Barat merespons dengan cepat.

"Kami menerima panggilan darurat dari perahu layar 'Stormbird', setelah mesinnya mogok saat melintasi Basilan," kata Juru Bicara Angkatan Laut Mindanao Bara, Letnan Jose Covarrubias.

Setelah mesin kapal mereka berhasil diperbaiki dan menyala, kapal itu kemudian mengarah ke Kota Zamboanga dan ditarik ke wilayah aman. "Kapal milik korban menuju Pulau Samal di Filipina ke negara paling timur Malaysia Sabah, ketika mulai berlayar di Sulu, atau Laut Sulawesi," kata Covarrubias seperti dikutip dari situs aa.com, Selasa 12 April 2016.

Sabah adalah negara bagian yang paling dekat dengan Filipina Selatan, lokasi di mana terdapat "rumah" Abu Sayyaf. Pada 2014, dua wisatawan Jerman diculik dan diancam akan dipenggal kepalanya, ketika berlayar ke Sabah, dan hanya dibebaskan jika kelompok tersebut menerima uang tebusan.

Sejak tahun 1991, kelompok Abu Sayyaf terkenal sering melakukan pemboman, penculikan, pembunuhan, dan pemerasan dalam pertarungan untuk mendapatkan kemerdekaan sendiri di Filipina. Mereka terkenal dengan aksi pemenggalan kepala kepada korban sandera jika permintaan tebusan mereka tak dipenuhi. Kelompok militan tersebut kini juga mengaku telah bersumpah setia pada kelompok militan ISIS. (asp)