Iran Tegaskan Tak Akan Nego soal Rudal Balistik
- REUTERS/Denis Balibouse
VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Iran menyatakan program rudal balistik Republik Islam tersebut "tertutup bagi negosiasi" dengan Amerika Serikat. Iran bahkan tak mendengarkan pendapat Menlu AS, John Kerry.
Tes rudal balistik yang dilakukan Iran baru-baru ini memunculkan perdebatan baru. Iran merasa tak ada yang salah dengan uji coba rudal balistik tersebut. Menurut Iran, tes rudal tersebut tidak termasuk dalam kesepakatan nuklir AS-Iran, yang dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action. Kesepakatan yang disetujui tahun lalu itu direncanakan akan dilaksanakan musim panas ini.
Namun, AS dan sekutunya berpendapat bahwa peluncuran tes rudal tersebut bertentangan dengan Resolusi Dewan keamanan PBB. Iran membantah peluncuran tersebut melanggar resolusi PBB.
Beberapa ahli mengkhawatirkan rudal tersebut suatu hari bisa digunakan untuk membawa muatan nuklir. Selama kunjungannya ke Bahrain, Kerry mengatakan bahwa AS dan sekutu regionalnya siap bekerja atas peraturan baru untuk menemukan solusi damai.
"Sekretaris Kerry dan Departemen Luar Negeri AS tahu dengan baik bahwa rudal dan kemampuan pertahanan Iran tidak terbuka untuk negosiasi," kata Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, seperti dikutip dari Foxnews, Senin 11 April 2016.
Sebaliknya, Zarif menyatakan bahwa AS harus menghentikan penjualan persenjataan yang digunakan untuk membunuh orang-orang Yaman yang tak berdaya. Zarif juga menyarankan AS harus memperhatikan bahwa beberapa sekutunya justru mempersenjatai ISIS.
"AS perlu melihat isu-isu regional yang lebih serius daripada mengangkat tuduhan tak berdasar terhadap Iran. Kerry harus tahu dari mana persenjataan kelompok ISIS berasal," ujar Zarif.
Iran telah menguji rudal balistik pada Oktober dan Maret. AS telah menanggapi hal tersebut dengan beberapa sanksi, namun bukan sanksi nasional yang berbasis luas. Sementara itu, Iran merasa tak ada masalah dengan uji coba rudal tersebut.
Laporan: Dinia Adrianjara