Sengketa Wilayah, Armenia Berharap Konflik Berakhir
- www.stratfor.com
VIVA.co.id - Duta Besar Armenia untuk Indonesia, Anna Aghadjanian, menjelaskan saat ini terjadi gencatan senjata antara militer Armenia dengan Azerbaijan. Ia berharap konflik yang terjadi di wilayah sengketa, Nagorno-Karabakh, berangsur membaik.
"Gencatan senjata sedang berlangsung. Kami berharap situasi di Nagorno-Karabakh menjadi lebih baik. Kami berharap usaha komunitas internasional tidak sia-sia untuk menggiring Azerbaijan kembali ke meja perundingan," kata Aghadjanian, di Gedung Kemlu RI, Jakarta, Kamis, 7 April 2016.
Ia pun bercerita, awal perseteruan bermula dari diberikannya area populasi Armenia kepada Azerbaijan pada 1920 oleh Joseph Stalin. Ketika Uni Soviet pecah pada 1991, Nagorno-Karabakh juga ingin memerdekakan diri namun Azerbaijan menolak dan bertindak keras sehingga menimbulkan perang.
"Konflik sempat berakhir tahun 1994 lewat gencatan senjata hingga sekarang. Saat itu, ada mediasi internasional yang terdiri dari Amerika Serikat, Prancis dan Rusia, untuk mencapai solusi final," kata dia.
Aghadjanian menjelaskan, solusi final tersebut harus berdasarkan tiga prinsip utama hukum internasional, yakni tidak ada penggunaan militer atau serangan udara, menghormati penentuan nasib sendiri, dan menghormati integritas teritorial.
"Seluruh prinsip ini harus menjadi basis solusi konflik. Saya berharap negosiasi bisa terus berlanjut karena Armenia selalu ingin berdiplomatik dan mendapat solusi damai," ungkapnya.