China Batasi Perdagangan dengan Korea Utara

Kim Jong Un selalu mengabaikan sanksi yang dijatuhkan AS dan PBB.
Sumber :
  • REUTERS/KCNA

VIVA.co.id – Pemerintah China, pada Selasa 5 April 2016, melarang impor emas dan hasil tambang lainnya dari Korea Utara. China juga akan menghentikan ekspor bahan bakar jet dan produk minyak lainnya yang digunakan untuk membuat bahan bakar roket.

Keputusan China dilakukan, setelah sanksi baru yang ditetapkan PBB di Pyongyang. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi pada awal Maret lalu, yang bertujuan memberikan sanksi kepada Korea Utara, akibat uji coba program nuklir dan rudal balistik yang dilakukan Pyongyang pada Januari, dan meluncurkan roket jarak jauh pada Februari.

Pemerintah China, yang selama ini menjadi sekutu Korea Utara, kali ini sepakat dengan PBB. China melihat apa yang dilakukan Korea Utara juga sudah mulai membahayakan posisinya. Satu bulan terakhir, China beberapa kali mengungkapkan dukungannya pada sanksi yang dijatuhkan PBB dan Amerika Serikat pada Korea Utara.

Sektor pertambangan merupakan bagian penting dari perekonomian Korea Utara, yang saat ini sudah sebagian besar terputus dari seluruh dunia. Para pengamat meyakini, pendapatan dari sektor ini membantu menanggung pengeluaran militer Korea Utara.

Diberitakan Channel News Asia, Rabu 6 April 2016, China juga mengatakan, akan melarang pengiriman batu bara dari Korut, meskipun hal tersebut membuat pengecualian konsisten dengan sanksi, termasuk penggunaan yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat dan tidak terhubung ke program nuklir, atau rudal.

Korea Utara mengirimkan sekitar 20 juta ton batu bara ke China tahun lalu, meningkat 27 persen pada tahun ini, menyalip Rusia dan Mongolia, untuk menjadi pemasok terbesar ketiga di China di belakang Australia dan Indonesia.

Para ahli independen telah sering mempertanyakan tekad China untuk menegakkan sanksi terhadap Korea Utara, yang ekonominya sangat tergantung pada tetangganya. China telah mengatakan akan menegakkan tindakan "sungguh-sungguh".

Para pejabat Departemen Luar Negeri AS, telah menyatakan optimisme sanksi akan lebih efektif daripada upaya sebelumnya untuk mengurangi program nuklir Korea Utara. Pernyataan itu merujuk kepada kesediaan China untuk mendukung mereka.

Laporan : Dinia Adrianjara

(asp)