Anggaran Militer China Meroket 132 Persen
- www.china-defense-mashup.com
VIVA.co.id - Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), dalam laporan terbarunya yang terbit pada Selasa, mengatakan, anggaran militer China meroket hingga 132 persen selama periode 10 tahun, 2006-2015.
Mengutip situs Channelnewsasia, Selasa, 5 April 2016, kenaikan signifikan ini disebabkan karena konflik yang sedang dihadapi negeri Tirai Bambu itu.
Seperti diketahui, China tengah dihadapi masalah sengketa dua wilayah, yakni Laut China Selatan (konflik dengan Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam) serta Laut China Timur (konflik dengan Jepang).
Selain itu, niatan Taiwan untuk merdeka, menambah andil atas kenaikan anggaran militer China.
Peneliti Senior SIPRI, Sam Perlo-Freeman, mengatakan, tambahan belanja pertahanan ini sebagai bagian dari kebijakan Presiden Xi Jinping atas meningkatnya ketegangan di kawasan yang menjadi ancaman nyata di masa depan.
Sementara Amerika Serikat, pada periode yang sama, anggaran militernya menurun empat persen. "Kalau Arab Saudi dan Rusia, masing-masing meningkat signifikan, yaitu 97 persen dan 91 persen," tuturnya.
Tahun lalu, menurut Freeman, anggaran militer China sebesar US$215 miliar, atau satu tingkat di bawah Amerika Serikat yang menggelontorkan dananya hingga US$596 miliar.
Sedangkan pada urutan ketiga dan keempat, masing-masing ditempati Arab Saudi (US$87,2 miliar) dan Rusia (US$66,4 miliar).
"Untuk Eropa, belanja militer mereka turun karena sepakat untuk mempertahankannya sebesar dua persen dari produk domestik bruto hingga tahun 2024," ungkap Freeman.
Secara keseluruhan, berdasarkan laporan SIPRI, pada 2015 belanja militer dunia mencapai US$1,67 triliun, meningkat satu persen dari tahun sebelumnya.
Peningkatan ini ditopang oleh belanja militer jor-joran di kawasan Eropa Timur, Asia dan Timur Tengah.
Laporan : Dinia Adrianjara
(ren)