Menlu Retno Intensifkan Komunikasi dengan Filipina

Ilustrasi kapal tongkang disandera Abu Sayyaf.
Sumber :
  • Ist

VIVA.co.id – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dan Menteri Luar Negeri Filipina tengah berembuk untuk pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok milisi Abu Sayyaf.

"Menlu Retno dengan Menlu Filipina di Manila (1 April 2016) intensifikasi komunikasi dan koordinasi terkait penyanderaan 10 WNI," ujar pria yang akrab disapa Tata itu, melalui pesan singkat yang diterima VIVA.co.id, Sabtu, 2 April 2016.

Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) belum membeberkan hasil diskusi antara kedua Menlu.

Seperti diketahui, kapal tugboat Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 milik Indonesia yang mengangkut tujuh ribu ton batubara dibajak di perairan Filipina. Dua kapal itu dibajak saat perjalanan dari Sungai Puting di Kalimantan Selatan ke Batangas di Filipina Selatan, Sabtu, 26 Maret 2016.

Kemudian kapal Brahma 12 dilepaskan dan berada di otoritas Filipina. Namun kapal Anand 12 dan 10 awaknya masih ditawan kelompok milisi Abu Sayyaf. Mereka meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau setara Rp14,2 miliar. (one)