CSW 60: Seruan Global Hapus Kekerasan Pada Perempuan
VIVA.co.id – Diskriminasi dan kekerasan pada perempuan semakin ekstrim terjadi di berbagai negara di dunia. Hanya saja intensitas, keseriusan, dan pola penanganannya berbeda antara negara maju dan negara berkembang.
Indonesia, diwakili oleh Komnas Perempuan, menjadi peserta Commission on the Status of Women (CSW) ke 60, atau Komisi Status Perempuan yang diadakan di Markas Besar PBB, New York, 14-25 Maret 2016.
Dalam pertemuan tahunan yang diadakan oleh PBB tersebut, dibahas berbagai isu yang memprihatinkan mengenai perempuan. Mulai dari maraknya HIV AIDS, pemerkosaan pada perempuan, minimnya perempuan yang duduk di kursi parlemen maupun dunia kerja, kekerasan serta ekstrimisme.
Sekjen PBB, Ban Ki Moon, yang membuka pertemuan tersebut pun menyampaikan pesan penting. Diskriminasi dan kekerasan dalam bentuk apapun harus dihentikan. Pengalamannya selama sembilan tahun mengunjungi banyak negara di dunia dan melihat diskriminasi terhadap perempuan adalah hal yang memprihatinkan. Bagi Ban Ki Moon, perempuanlah yang menginspirasi dan mendukung dirinya hingga menjadi Sekretaris Jenderal PBB.
Dalam forum tersebut, dibahas berbagai permasalahan, dampak, serta solusi yang perlu dilakukan setiap aktivis kesetaraan gender di dunia untuk diperjuangkan. Secara umum, ada keletihan global pada isu kekerasan yang dialami perempuan dunia, karena sistem yang tidak menjawab keadilan bagi korban.
"Peran strategis perlu dilakukan oleh Komnas Perempuan dan didukung oleh pemerintah, untuk memberikan masukan dan mengawal proses substansi, untuk mencegah ekstrimisme dan kekerasan terhadap perempuan," kata Yuniyanti Chuzaifah, yang mewakili Komnas Perempuan dalam CSW 60 di New York.
Menurutnya, diperlukan terobosan kreatif dan evaluatif terhadap dampak kebijakan, melibatkan multi pihak dan penguatan kelembagaan, agar penghapusan kekerasan terhadap perempuan berjalan optimal.
CSW atau Komisi Status Perempuan merupakan mekanisme tahunan yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa untuk pemutakhiran dan pembaruan mengenai perkembangan persoalan dan peningkatan hak perempuan dari berbagai negara . Kegiatan ini setidaknya diikuti oleh ratusan negara dengan total jumlah peserta sebanyak 8.100 delegasi dari seluruh dunia. Forum ini juga diikuti oleh para menteri, tokoh pejuang, wakil dari organisasi perempuan, tokoh agama, akademisi dan berbagai elemen PBB.
Laporan : Dinia Adrianjara