Hari-hari Buruk Sri di Suriah, Penggalan Kepala Hingga Bom

Jubir Kemlu Arrmanatha Nassir (kiri) dan Sri Rahayu
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rebecca Reifi Georgina

VIVA.co.id - Sri Rahayu binti Masdin Nur, TKW asal Sumbawa NTB, menceritakan ketakutan dirinya saat masih bekerja dan hidup di "ibukota" kelompok militan ISIS, Raqqa. Selama itu pula, Sri saban hari melihat pemandangan mengerikan.

"Saya ingat. Waktu itu sedang belanja di pasar. Tiba-tiba saya melihat ada kerumunan orang sambil memotret. Saya penasaran mau melihat tapi dilarang sama tukang sayur. Karena penasaran akhirnya saya pergi ke sana. Tidak tahunya banyak kepala manusia yang dijejerkan dipinggir jalan," kata Sri, di Gedung Kemlu RI, Jakarta, Selasa, 29 Maret 2016.

Melihat kejadian mengerikan itu, Sri ketakutan dan langsung lari kembali ke rumah majikannya. Tak sengaja, ia membuang belanjaannya saat lari karena mual akibat bau amis darah manusia.

Tak hanya itu saja. Perempuan berusia 48 tahun ini menceritakan pengalaman lainnya yang tak kalah mengerikan.

"Saat saya sedang menjemur pakaian, tiba-tiba ada bom jatuh di depan rumah majikan saya. Di sana (Raqqa) bom tidak berhenti berdatangan. 24 jam," katanya, menegaskan.

Selama bekerja di Raqqa, Sri harus menggunakan pakaian tertutup lengkap dengan cadar penutup muka dan sarung tangan. Hal itu dilakukannya untuk menutupi jati diri sebagai orang asing (WNI).

Apabila Sri ketahuan oleh ISIS, maka ia langsung ditangkap oleh kelompok militan yang menjadi incaran AS, Rusia dan para sekutu itu. "Mungkin saja saya dieksekusi. Kepala dipenggal dan bom hal yang biasa di sana," ungkapnya.

Sri bersama dengan 33 WNI/TKW lainnya kini sudah tiba di Jakarta dengan selamat, dan selanjutnya akan dikirim ke kampung halamannya masing-masing.