Mengenal Sosok Pembajak Tunggal Maskapai EgyptAir
- independent.co.uk
VIVA.co.id - Ibrahim Samaha sontak menjadi perbincangan dunia lantaran aksi beraninya yang seorang diri membajak pesawat EgyptAir tute domestik. Namun, siapakah sebenarnya dia?
Mengutip situs The Independent, Selasa, 29 Maret 2016, menurut Anggota Parlemen Mesir, Mustafa Bakry, dalam tulisannya di Twitter, Samaha adalah seorang profesor tamu di sebuah universitas di Atlanta, Amerika Serikat.
Media Pemerintah Mesir melaporkan bahwa ia memiliki kewarganegaraan ganda, Mesir dan AS, yang berprofesi sebagai dosen fakultas kedokteran hewan di Universitas Alexandria, Mesir.
Sementara laporan awal menyebut Samaha meminta suaka politik. Namun, menurut stasiun televisi Siprus, CYBC, si pembajak mungkin memiliki motif pribadi karena diduga ingin bertemu mantan istrinya di Siprus.
Motif ini semakin menguat ketika saksi mata melihat tersangka melemparkan surat ke aspal di Bandara Larnaca.
Ditulis dalam Bahasa Arab, Samaha meminta surat tersebut disampaikan kepada wanita yang namanya tercantum di surat.
Aparat pun akhirnya mengikuti permintaan Samaha. Saat ditemukan, sang wanita itu langsung dibawa ke bandara saat situasi kritis.
Di tengah meningkatnya spekulasi tentang motif pembajak ini, Presiden Siprus Nicos Anastasiades mengatakan, pembajakan pesawat tidak terkait dengan aksi terorisme.
The Guardian lalu mengutip pernyataan seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Mesir di Kairo yang mengatakan Samaha bukanlah teroris melainkan seorang yang idiot.
"Dia bukan teroris, dia idiot. Teroris itu gila tapi mereka tidak bodoh seperti orang (Samaha) ini," katanya.
Pejabat itu juga mengatakan, Samaha sebenarnya ingin penerbangan dialihkan ke Istanbul, Turki. Tetapi, memutuskan ke Siprus ketika diberitahu tidak ada cukup bahan bakar untuk perjalanan.
Terpisah, seorang pejabat Pemerintah Siprus berbicara dalam bahasa anonim yang menyatakan pihaknya melakukan penyelidikan terhadap seseorang yang sedang jatuh cinta.
"Dia (Samaha) tampak sedang (jatuh) cinta ketimbang sebagai teroris," paparnya.