Kisah Pahit TKW yang Bekerja di 'Ibukota' ISIS

Sri Rahayu, TKW asal NTB yang selamat dari Raqqah, Suriah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rebecca Reifi Georgina

VIVA.co.id - Sri Rahayu binti Masdin Nur, TKW asal Sumbawa NTB, yang selama tiga tahun terakhir ini bekerja di Raqqa, Suriah, menceritakan pengalaman pahitnya ketika bekerja di negara konflik tersebut.

Saat ini, Raqqa terkenal sebagai wilayah "ibukota" kelompok militan ISIS.

"Saya bekerja selama tiga tahun di Raqqa. Majikan saya hanya satu orang laki-laki berusia 80 tahun. Dia yang juga membantu saya ke luar dari Raqqa menuju Aleppo bersama dengan pengacara Suriah bernama Akra dari KBRI di Damaskus," kata Sri, bercerita, di Jakarta, Selasa, 29 Maret 2016.

Ia lalu mengatakan kalau dirinya bersama Akra berjalan melewati jalan kecil di pegunungan untuk menghindari jalan raya karena semua perbatasan dijaga ketat oleh anggota ISIS bersenjata lengkap.

Sri memaparkan, selama satu tahun terakhir ini majikannya terus mencari tahu cara agar bisa membantu dirinya bisa ke luar dan selamat dari wilayah Raqqa.

Pasalnya, ISIS akan mengeksekusi atau setidaknya menangkap warga negara asing yang ada di sana jika ketahuan.

Bahkan, majikannya ikut mengantar sampai setengah perjalanan untuk memastikan dirinya aman sampai ke tangan KBRI. Sri dan Akra akhirnya memakai mobil melalui perjalanan darat menuju ke Aleppo selama enam hari.

"Majikan saya sangat membantu. Dia juga memberikan saya uang untuk pulang juga. Begitu sampai di Aleppo barulah kami berani ke jalan raya. Selama di Raqqa saya tidak pernah bertemu satu pun WNI dan saya harus memakai cadar muka penuh agar tidak ketahuan," kata dia.

Sesampainya di Aleppo, Sri mengaku memiliki satu teman dan ia bersedia membantu ibu satu anak ini dengan memberikan nomor teleponnya ke pihak KBRI Damaskus. Sampai akhirnya bisa kembali ke Indonesia.

Rencananya, perempuan berusia 48 tahun itu akan diterbangkan ke Mataram sore ini untuk bertemu dan bersatu kembali dengan keluarga tercintanya.

"Saya tidak mau lagi kerja di luar negeri. Lebih baik kerja di Indonesia walaupun gaji tidak sebesar di sana," kata Sri, mempertegas.