Potensi Tambang dan Mineral Afghanistan US$1 Triliun
- VIVA.co.id/Rebecca Reifi Georgina/Twiiter Kemlu
VIVA.co.id - Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, menyambut baik konsultasi bilateral antara Indonesia dan Afghanistan yang akan dilaksanakan di Bali pada 24 Maret 2016.
Tujuan dari konsultasi ini untuk membuka kemungkinan kerja sama di bidang eksplorasi pertambangan dan mineral bumi di Afghanistan, di mana diperkirakan total potensinya mencapai US$1 triliun.
Pernyataan Retno ini disampaikan dalam pertemuan bilateralnya dengan Wakil Menteri Luar Negeri Afghanistan, Nasir Ahmad Andisha, di sela Bali Regional Ministerial Conference on People Smuggling, Trafficking in Person and Related Transnational Crime VI atau Bali Process.
"Kita juga mendorong kerja sama antara pengusaha Indonesia dan Afghanistan yang ditandatangani pada 2014. Indonesia terus berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada Afghanistan, terutama peningkatan kapasitas berdasarkan kebutuhan melalui skema pembiayaan bilateral atau trilateral," kata Retno, melalui keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Selasa, 22 Maret 2016.
Ia juga menjelaskan, kedua negara berniat untuk memperluas pangsa pasar, khususnya dalam pemasaran produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), karet dan ban, tekstil, obat-obatan, serta makanan olahan.
"Beberapa hal yang perlu disampaikan dalam pertemuan ini, selain kerja sama ekonomi, juga membahas penguatan koordinasi dan kerja sama dalam menghadapi 'irregular movement person', termasuk mencari cara dalam menanggulangi penyebab utama dari perdagangan manusia," ujar Retno.
Melalui Bali Process, kata Retno, Indonesia menekankan pentingnya upaya penguatan dalam menanggulangi isu "irregular migrant" yang dewasa ini menjadi salah satu tantangan terberat di dunia.