Tak Cuma Pendidikan, Mesir Ingin Lebih Intim dengan RI
- FOTO: Regina/VIVA.co.id
VIVA.co.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menlu Republik Arab Mesir Sameh Soukry di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI) mengenai Palestina.
Mesir yang merupakan negara pertama mengakui kemerdekaan Indonesia, dipandang Retno sebagai salah satu negara dengan potensi kerja sama yang besar di bidang pendidikan.
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama pendidikan dengan pemberian beasiswa pendidikan tinggi di Universitas Al-Azhar, Mesir. Indonesia baru saja menyelesaikan pembangunan dormitory (asrama mahasiswa) pertama khusus untuk mahasiswa asing di sana," kata Retno, di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, 6 Maret 2016.
Di samping itu, Menlu Soukry menganggap KTT Luar Biasa OKI yang berlangsung mulai hari ini adalah sebuah hal yang sangat penting untuk menunjukkan solidaritas dunia atau negara Islam.
"Kami juga mengapresiasi Palestina, melihat proses sulit yang selama ini mereka hadapi. Mesir sadar akan kondisi itu dan mendukung mereka, semoga KTT ini bisa membuahkan hasil yang bagus," kata Soukry.
Mesir, ujar Soukry, juga ingin meningkatkan hubungan kerja sama dengan Indonesia dalam banyak aspek dan berkomitmen untuk terus meningkatkannya.
Investasi Indonesia di Mesir diketahui mencapai US$260 juta hingga 2015, meliputi sektor industri (tekstil, garmen, makanan, kimia dan teknik) serta jasa (pergudangan dan bahan bangunan). Sementara itu nilai investasi Mesir di Indonesia mencapai US$3,6 juta (periode 2006-2015), meliputi sektor distributor ekspor-impor, perhotelan, biro perjalanan dan restoran.
Saat ini terdapat kurang lebih 3.000 pelajar Indonesia yang menempuh studi di Mesir, sebagian besar di Universitas Al-Azhar. Sejak tahun 1960-an Universitas Al-Azhar telah memberikan tawaran beasiswa kepada pelajar Indonesia.