Wakil Dubes AS Akui Sistem Pemilu Negaranya Rumit
- REUTERS/Jim Young
VIVA.co.id – Setiap negara memiliki cara berbeda saat melakukan pemilihan presiden. Namun, AS memiliki cara yang jauh berbeda dibanding negara lainnya.
Hari ini, 14 negara bagian Amerika Serikat ikut serta dalam “Super Tuesday”. Sebanyak 14 negara ini secara serentak akan memberikan suara mereka bagi bakal calon presiden AS yang akan menjadi kandidat dari masing-masing partai Republik dan Demokrat.
Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia, Brian McFeeters, mengakui kerumitan sistem pemilu yang dijalankan AS termasuk Super Tuesday ini. "Bagi kami dan saya sendiri, pelaksanaan pemilu AS cukup sulit, sehingga harus dipelajari terlebih dahulu. Hari ini adalah Super Tuesday, yakni salah satu fokus poin dari pemilu yang berdasar pada keterlibatan masyarakat," kata McFeeters yang ditemui hari ini, Selasa, 1 Maret 2016 di Kedubes AS, Jakarta.
Ia menjelaskan, Super Tuesday akan menarik banyak suara masyarakat karena dilakukan secara bersamaan di 14 negara bagian untuk melihat siapakah kandidat yang akan maju pada November mendatang saat General Election digelar. November nanti, kata McFeeters, akan menjadi hari yang sangat aktif bagi AS.
"Sudah ada beberapa kaukus dan premier yang dilakukan di empat negara bagian dan hari ini kami akan lebih tahu siapa yang akan maju menjadi kandidat final. Sedangkan mulai Juli sampai November nanti akan dilakukan kampanye besar-besaran dari kandidat yang berhasil memenangi banyak suara pada Super Tuesday," kata McFeeters.
Wakil dari Robert O Blake ini berpendapat, dari Partai Demokrat, bakal calon presiden yakni Hillary Clinton, dikatakannya banyak mendapat perhatian dan suara dari masyarakat. Sementara itu, nama bakal calon presiden dari Partai Republik yang saat ini mendapat banyak dukungan adalah Donald Trump.
"Tapi, kami tidak tahu apa yang akan terjadi nanti karena semua masih berjalan, dan karena tahun ini kami punya banyak sekali kandidat di AS," ucap dia.