RI Tak Mau Konflik Laut China Selatan Berlarut-larut
- Viva.co.id/Nuvola Gloria
VIVA.co.id - Indonesia menyatakan sikap tegasnya terhadap permasalahan Laut China Selatan (LCS) dan perlindungan pekerja migran dalam Retreat ASEAN Foreign Ministers Meeting (AMM) di Vientiane, Laos, pada 27-28 Februari 2016 lalu. Demikian ungkap Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.
"Kita (Indonesia) sangat menekankan masalah LCS dan konteks DoC dan CoC. Jadi, yang sekarang perlu kita perhatikan adalah implementasi service coordination tool templates (SCTT) yang penuh dan efektif dari DoC maupun CoC," kata Retno, di Gedung Kemlu RI, Jakarta, Senin, 29 Februari 2016.
Ia juga mengatakan, alasan Indonesia yang amat memperhatikan permasalahan di LCS adalah karena ikut beradanya Indonesia dalam kawasan tersebut. Dengan demikian, Indonesia ingin memastikan bahwa LCS akan menjadi kawasan yang stabil dan terkendali.
"Tidak ada negara mana pun yang mau menanggung akibat apabila kestabilan tidak terjadi di LCS. Dalam konteks menyampaikan perdamaian, maka isu tersebut dibahas di ASEAN untuk kemudian dikomunikasikan dengan China," tutur Retno.
Sengketa teritorial di Laut China Selatan selama ini mempertentangkan China, Malaysia, Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Brunei Darussalam. Selama bertahun-tahun dibicarakan lewat meja perundingan, sengketa ini belum kunjung surut bahkan kian memanas.
Selain isu LCS, Retno mengatakan isu pentingnya lainnya yang dibahas adalah mengenai perlindungan pekerja migran, yang terus dikedepankan Indonesia. "Isu perlindungan pekerja migran juga tetap kita kedepankan. Tujuannya untuk menjadikan ASEAN sebagai ‘people center,’" ungkap Retno. (ren)