AS Ingin Rusia Diberi Sanksi Berlipat
- america.aljazeera.com
VIVA.co.id - Ketua Komite Senat Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, John McCain, mendesak Departemen Pertahanan AS (Pentagon) agar segera melakukan reorganisasi kerja sama militer dengan Rusia. Hal ini menyusul sanksi yang diberikan AS terkait invasi ke Ukraina pada 2014 lalu, tampaknya tidak berdampak terhadap industri militer negeri Beruang itu.
Mengutip situs Channel News Asia, Rabu, 24 Februari 2016, mantan calon presiden AS ini menginginkan Pentagon agar perusahaan mesin roket asal Rusia, NPO Energomash, termasuk dalam sanksi baru tersebut.
Sanksi ini termasuk Wakil Perdana Menteri Rusia, Dmitry Rogozin dan jajaran manajemen Energomash. Oleh karena itu, McCain menunggu hasil laporan perubahan skema kerja sama itu pada Senin depan.
"Rakyat AS yang sudah membayar pajak ke negara seharusnya tidak mensubsidi kompleks industri korup militer milik Rusia dengan pembelian lanjutan dari mesin roket mereka. Kami percaya ini adalah waktunya untuk mengakhiri pembelian (roket dari Rusia), terlepas dari pemberian sanksi," kata Dustin Walker, Juru Bicara Komite Senat Angkatan Bersenjata AS, mengutip pernyataan keras McCain.
Menanggapi kengototan McCain ini, Wakil Menteri Pertahanan AS, Frank Kendall mengungkapkan pihaknya sedang menelaah masalah ini dengan Departemen Keuangan AS.
"Kami masih membahasnya dan belum final. Permintaan itu (reorganisasi kerja sama dengan Rusia) tujuannya menambah daftar sanksi AS untuk mesin roket yang dibangun oleh NPO Energomash, khususnya tipe RD-180 Atlas 5 Rocket," ungkapnya.
Seperti diketahui, AS dan Rusia bekerjasama mengembangkan mesin tipe RD-180 Atlas 5 Rocket yang membawa satelit militer dan intelijen milik Paman Sam itu ke ruang angkasa.
Kendall pun menegaskan keinginan Pentagon untuk mengakhiri ketergantungan pada mesin roket Rusia sesegera mungkin.
United Launch Alliance, sebuah perusahaan patungan dari Lockheed Martin Corp dan Boeing Co., membeli RD-180 Atlas 5 Rocket dari RD-Amross, yang merupakan perusahaan patungan yang berbasis di AS dengan Energomash dan Pratt & Whitney. (ase)