China Diam-diam Kirim Senjata ke Laut China Selatan

Salah satu wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
- China dikabarkan telah mengerahkan sistem rudal pertahanan udara, HQ-9, yang memiliki jangkauan 125 mil (200 kilometer) ke Paracel, satu dari dua pulau yang disengketakan di Laut China Selatan. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, Mayor Jenderal David Lo, seperti dikutip situs
Reuters
, Rabu, 17 Februari 2016, dua baterai dari delapan peluncur rudal permukaan ke udara telah didirikan di Pulau Woody.


Pulau itu merupakan bagian dari Kepulauan Paracel dan berada di bawah kendali China selama lebih dari 40 tahun. Namun, Woody juga diklaim oleh Taiwan dan Vietnam. "Pihak-pihak yang berminat bekerjasama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Laut Cina Selatan maka harus menahan diri dari mengambil tindakan sepihak yang justru akan meningkatkan ketegangan," kata Lo.


Sementara menurut Mira Rapp-Hooper, pengamat Laut China Selatan dari Pusat Keamanan Baru untuk Amerika, ini bukan pertama kalinya China telah mengirimkan senjata tersebut sejak Paracel di bawah kendali negeri Tirai Bambu itu pada 1974 silam.

"Saya pikir peluru kendali darat ke udara ini adalah perkembangan yang cukup besar. Mungkin ini upaya China sebagai respon terhadap kebebasan operasi navigasi. Tapi saya tidak berpikir itu benar-benar pengiriman (senjata) karena belum pernah terjadi sebelumnya," kata Rapp-Hooper.

Ni Lexiong, pakar AL dari Fakultas Ilmu Politik dan Hukum Universitas Shanghai, menegaskan bahwa Woody adalah milik China, dan mereka bisa berbuat sesuka apapun, termasuk mengirim persenjataan karena bagian dari kedaulatan. "Kami memiliki kedaulatan di sana (Pulau Woody), sehingga kita bisa memilih apakah akan membangun pangkalan militer atau tidak, itu urusan internal kami," katanya.

Tak heran mengapa China begitu ngotot menguasai Laut China Selatan. Mereka mengklaim kawasan itu sangat strategis karena selalu dilewati kapal-kapal perdagangan dari seluruh dunia, di mana menghasilkan keuntungan lebih dari US$5 triliun setiap tahun. China pun telah membangun landasan pacu dan infrastruktur lainnya di pulau-pulau buatan sebagai bentuk nyata klaim tersebut.


Sebelumnya, dalam konferensi keamanan di Munchen, Jerman, Fu Ying, Ketua Komite Luar Negeri Kongres Rakyat Nasional China, mengatakan pihaknya tidak menginginkan adanya 'pembagian' blok militer, serta menentang intervensi Amerika Serikat dan Sekutu terhadap sistem perpolitikan China. (ren)