Tempuh 23 Jam, Presiden Jokowi Tiba di California

Presiden Jokowi tiba di AS
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/foc/15

VIVA.co.id - Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia-1 yang membawa Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Bandar Udara Internasional Palm Springs, California, Amerika Serikat, Minggu, 14 Februari 2016, pukul 17.00 waktu setempat.

Perjalanan tersebut memakan waktu 23 jam dengan dua kali transit di Guam dan Honolulu, Hawai, AS. ‎Presiden dan Ibu Negara disambut di depan pintu pesawat oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Budi Bowoleksono serta Asisten Kepala Protokol Amerika Serikat, Gladys Boluda.

Kedatangan Presiden Jokowi bersama rombongan ini untuk menghadiri AS-ASEAN Summit atau KTT ASEAN-AS yang dilaksanakan pada 15-16 Februari 2016, di Sunnylands, California, AS. Selanjutnya, Presiden dan rombongan akan menuju ke San Fransisco, California, AS, untuk menyampaikan pidato kunci dalam acara US-ASEAN Business Council (US-ABC) pada 17 Februari 2016.

Khusus untuk Indonesia, Presiden memiliki misi dengan mengusung tema ‘Kerja Sama untuk Perdamaian dan Kesejahteraan (Partnership for Peace and Prosperity)’. Ia berpendapat, baik ASEAN maupun AS, memiliki kewajiban untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan serta dunia. “Kemitraan ASEAN-AS harus mendatangkan manfaat seimbang bagi kesejahteraan rakyat ASEAN dan AS juga”, kata Jokowi, seperti dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Senin, 15 Febuari 2016.

Selain itu, Presiden akan mendorong peningkatan kerja sama ekonomi di bidang UMKM, promosi kewirausahaan dan inovasi, termasuk pengembangan ekonomi digital. "Sedangkan upaya untuk mewujudkan perdamaian, saya akan bertukar pikiran dengan para pemimpin ASEAN dan Amerika Serikat mengenai perdamaian di kawasan," kata Jokowi.

Presiden dijadwalkan untuk memimpin sesi pembahasan mengenai terorisme. Kesempatan ini tentunya akan dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dalam membangun toleransi, mencegah radikalisasi serta memberantas terorisme. "Kita akan mengangkat pentingnya keterlibatan masyarakat, termasuk melalui media sosial, dalam melawan terorisme," tuturnya.