Turki dan Saudi Sepakat Serang IS di Suriah
- www.rferl.org
VIVA.co.id - Turki menginformasikan bahwa Arab Saudi telah mengirim personil dan jet tempurnya di Pangkalan Udara Turki, Incirlik, untuk mendukung koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat menyerang kelompok Islamic State (IS) di Suriah.
Seperti diberitakan situs Russia Today, Minggu, 14 Februari 2016, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan, kesepakatan ini disetujui setelah berbicara dalam konferensi keamanan di Munchen, Jerman, di mana krisis Suriah adalah salah satu isu utama dalam pertemuan itu.
"Kita memiliki strategi yang sama. Turki dan Arab Saudi akan meluncurkan operasi darat ke Suriah memerangi kelompok teroris Daesh," kata Cavusoglu. Sementara Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, menyerukan Barat untuk tidak mengancam Suriah melalui operasi darat. Ia menekankan bahwa Moskow adalah melakukan yang terbaik untuk membuka jalan bagi perdamaian di negara yang dilanda perang sipil itu.
"Setiap intervensi militer hanya akan memperpanjang perang di Suriah," ungkap Medvedev. Senada, pengamat politik Marwa Osman mengklaim bahwa Turki dan Arab Saudi bertekad 'mengambil' Presiden Suriah, Bashar Al-Assad sebagai prasyarat mengalahkan IS yang menurutnya tindakan itu 'munafik' dan 'omong kosong'.
Osman juga menilai bahwa potensi invasi tambahan ini akan menjadi bencana bagi masyarakat Suriah dan kesalahan besar bagi Turki dan Arab Saudi karena akan menjadi pertarungan yang tidak akan berakhir. "Saya mempertanyakan tekad Arab Saudi untuk melawan IS. Mereka itu penyebar aliran 'Wahhabisme' dan IS datang dengan ideologi yang sebenarnya berasal dari Arab Saudi," katanya, terheran-heran.
Sebelumnya, Arab Saudi, Bahrain dan UEA menyuarakan kesiapan mereka untuk berkontribusi mengirim pasukan untuk operasi darat di Suriah. Mendengar kabar itu, Presiden Assad, yang merupakan sekutu regional utama Iran, memperingatkan bahwa keterlibatan pasukan asing itu justru semakin memperburuk situasi keamanan di sana.