Tim Forensik Tak Temukan Jejak 43 Mahasiswa Meksiko

Foto 43 mahasiswa Meksiko yang diculik.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Laporan kedua tentang hilangnya 43 mahasiswa Meksiko, malah mementahkan laporan yang pernah disampaikan oleh pemerintah Meksiko.

Ilmuwan forensik dari Argentina, yang membantu proses investigasi identifikasi, mengatakan mereka tak menemukan DNA dari mahasiswa yang hilang dua tahun lalu, di lokasi pembakaran sampah di luar kota Cocula.

Seperti dikutip dari BBC, Rabu 10 Februari 2016, lokasi tersebut, menurut pemerintah Meksiko adalah lokasi pembunuhan 43 mahasiswa yang hilang. Pemerintah juga mengatakan, tubuh para mahasiswa tersebut dibakar, setelah polisi menyerahkan kelompok tersebut pada sebuah gank.

Namun, setelah lebih dari setahun melakukan penyelidikan, Tim Forensik Antropologi Argentina menyimpulkan, tak ada bukti fisik, atau biologi yang menunjukan 43 mahasiswa yang hilang pada 2014 itu dibunuh, atau dibakar di tempat pembuangan sampah tersebut.

Tim forensik tersebut mengatakan, mereka menemukan adanya jejak pembakaran selama beberapa tahun terakhir di lokasi itu, namun tak ada satu jejak-pun yang cukup besar yang merujuk pada 43 tubuh. Mereka juga mengakui, menemukan forensik tulang dari 19 tubuh, namun tak ada yang merujuk pada 43 mahasiswa itu.

26 September 2014, 43 mahasiswa dari kota Iguala, Meksiko, hilang setelah melakukan demonstrasi. Menurut penjelasan pemerintah Meksiko, puluhan mahasiswa itu ditangkap oleh polisi wilayah tersebut.

Jaksa Agung Meksiko saat itu, Jesus Murillo Karam, mengatakan hasil penyelidikan menemukan polisi menyerahkan mereka pada gank narkoba yang kemudian membunuh dan membakar mereka. Gank tersebut, lalu mengumpulkan abu mereka dan menghanyutkannya di sungai. (asp)