Indonesia Arahkan KTT Luar Biasa OKI Fokus Bahas Palestina
Rabu, 3 Februari 2016 - 18:44 WIB
Sumber :
- ANTARA/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id
- Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang diselenggarakan pada 6-7 Maret 2016 di Jakarta.
"Kita akan menjadi tuan rumah KTT luar biasa OKI yang ke-5, yang akan diselenggarakan di Jakarta, mengundang kurang lebih 56 kepala negara, kepala pemerintahan," jelas Sekretaris Kabinet Pramono Anung, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 3 Februari 2016.
Indonesia menjadi tuan rumah, setelah Maroko menyatakan ketidaksanggupannya. Sehingga Indonesia mengajukan diri, dan disetujui semua anggota dan Sekjen OKI.
Di tempat yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, dua isu yang akan diangkat adalah kondisi Al-Quds yang masih berkonflik dengan Israel, dan kondisi Palestina sendiri.
Baca Juga :
"KTT ini sangat penting bagi Indonesia, bagi OKI dan juga bagi dunia. Kenapa? Pertama karena situasi di Al-Quds tidak juga membaik sampai saat ini," jelas Retno.
Terutama karena negosiasi quarted terhenti sejak Mei 2015. Isu Palestina juga penting terus diangkat, mengingat isu dunia yang dinamis sehingga dikhawatirkan masalah Palestina akan tersingkirkan.
"Buat Indonesia sendiri, ini adalah bentuk komitmen Indonesia terhadap pencapaian perdamaian stabilitas dunia dan sekaligus menerjemahkan mandat dari konstitusi kita," kata Menlu.
Harapan besarnya, KTT ini bisa memperkuat dukungan OKI dan dunia internasional terhadap kemerdekaan Palestina, sehingga isu ini menjadi penting bagi Indonesia. "Isu Palestina sebagai prioritas," ungkapnya.
Retno menjelaskan, upaya Indonesia mendukung Palestina ini, sejalan dengan tindakan Presiden Joko Widodo, yang terus menerus mengirimkan pesan damai di Timur Tengah. "Dan menyampaikan kesediaan Indonesia untuk berkontribusi bagi pencapaian perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah," jelasnya.
Dukungan politik dan statemen politik untuk Palestina, memang diperlukan. Tapi, nantinya juga akan ada deklarasi agar dukungan ini bisa dijalankan ke depannya.
"Political statement, political support yang akan dihasilkan dalam KTT nanti, akan ditindaklanjuti dengan action oriented (orientasi tindakan)," jelas Retno.
Rencananya, selain 56 anggota OKI yang hadir, ada empat pemantau dan anggota quarted yakni Rusia, Amerika, Uni Eropa dan PBB, sehingga total 64 delegasi akan ikut serta KTT ini.
Pemerintah memastikan, aktivitas warga pada pelaksanaan KTT tidak akan terganggu. "Karena tanggal 6 Maret itu hari Minggu dan kita ingin menunjukkan pada dunia bahwa kita adalah negara yang damai, karena itu car free day tetap diadakan seperti biasa," jelas Pramono mengakhiri. (one)