WHO: Status Darurat Kesehatan Internasional untuk Zika

Margaret Chan
Sumber :
VIVA.co.id -
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation / WHO), mengatakan lonjakan jumlah bayi cacat lahir di Amerika Selatan yang penyebabnya oleh virus Zika kini kondisinya memasuki status “darurat kesehatan internasional”.

 

Menurut Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan, lonjakan kasus mikrosefali --suatu kondisi di mana virus ini mengincar kepala bayi saat dalam kandungan dan ketika lahir ukurannya abnormal-- yang mungkin disebabkan oleh virus Zika akibat nyamuk aedes aegypti ini menjadi ‘tamparan’ bagi badan kesehatan PBB itu lantaran lamban dalam merespons penyebaran virus tersebut.

 

Ini adalah kejadian kedua lambannya WHO merespons, setelah sebelumnya wabah Virus Ebola melanda Afrika Barat pada 2013 lalu. “Kami telah bertemu dan berdiskusi dengan pimpinan serta para ahli kesehatan global yang mendirikan komite badan darurat kesehatan sepakat adanya hubungan kausal antara infeksi Zika selama kehamilan dan mikrosefali. Meskipun hal ini belum terbukti secara ilmiah," ujar Chan, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa, 2 Februari 2016.

 

Ia juga mengatakan, karena virus ini merupakan kejadian luar biasa maka WHO mengingatkan kalau Zika telah menyebar secara eksplosif di wilayah Amerika di mana diperkirakan jumlah penderitanya bisa mencapai 4 juta jiwa pada tahun 2016 saja.

 

Wilayah Amerika yang terjangkit virus Zika adalah Brasil, Ekuador, El Savador, Jamaika, Kolombia, Puerto Riko dan Panama. Virus Zika pertama kali ditemukan di Uganda pada 1947 silam.

 

Brasil negara pertama yang mengalami kasus mikrosefali. Kejadian itu berlangsung pada Oktober 2015 di wilayah timur laut negeri itu. Sejak itu, korban terus bertambah hingga 4.000 kasus akibat mikrosefali di mana 270 orang positif terjangkit, meningkat dari 2014 yang hanya 147 orang.

 

Bahkan, di Kolombia korbannya mencapai 20 ribu orang yang terinfeksi Zika, termasuk 2.100 di antaranya wanita hamil. Sementara di Panama ‘baru’ 50 orang terkena Zika, dan akibat ‘invasi’ Zika ini membuat para wisatawan, terutama berasal dari Eropa dan Amerika Utara, merasa khawatir bakal terjangkit Zika setelah pulang berlibur dari Amerika Latin.