Dekati Laut China, Kapal AS Sabotase Perdamaian
- Reuters
VIVA.co.id - China mengecam keras Amerika Serikat (AS) usai kapal perang negara Adikuasa tersebut sengaja berlayar di dekat salah satu pulau sengketa, yang diklaim milik Beijing. Sebuah wilayah yang sedang hangat diperebutkan di Laut China Selatan untuk persiapan kebebasan navigasi dan tantangan klaim teritorial China.
Dilansir dari LA Times, juru bicara Departemen Pertahanan AS, Mark Wright mengatakan, kapal penghancur berpeluru kendali, USS Curtis Wilbur berlayar sejauh 12 mil laut dari pulau Triton di lingkar Paracel, namun tidak ada kapal China pada saat itu di sana.
"Ini menantang klaim maritim berlebihan, dari pihak yang mengklaim Pulau Paracel," katanya.
Operasi terakhir terutama ditujukan pada China, yang sedang bersitegang dengan Amerika Serikat dan tetangga Asia Tenggara, dengan mulai konstruksi besar-besaran dari pulau buatan dan perebutan wilayah landasan.
Wright mengatakan, mencoba untuk membatasi hak-hak navigasi dengan meminta prior notice sangat tidak sesuai dengan hukum internasional Amerika Serikat. Sementara pejabat setempat mengatakan bahwa pergerakan kapal seperti itu akan dilakukan secara rutin di masa depan.
Sebelumnya, China, Taiwan dan Vietnam telah berebut mengklaim Paracel dan meminta prior notice atau pemberitahuan sebelumnya, setiap kapal yang transit di daerah yang dianggap sebagai wilayah teritorial air mereka.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah China melalui juru bicara Menteri Pertahanan, Yang Yujun mengeluarkan pernyataan resmi terkait tindakan Amerika Serikat.
"Pelanggaran berat hukum China, menyabotase perdamaian, keamanan dan ketertiban perairan, dan mengacaukan kedamaian dan stabilitas wilayah," ujarnya.
Masih menurut Yang, tentara China di pulau dan kapal angkatan laut dan pesawat tempur mengambil tindakan segera, mengidentifikasi kapal perang Amerika Serikat serta memperingatkan dan segera mengusirnya.
Dia mengatakan bahwa operasi yang dilakukan Amerika Serikat sangat tidak profesional dan tidak bertanggung jawab untuk keselamatan tentara dari kedua belah pihak, dan bisa menyebabkan konsekuensi yang sangat berbahaya.
China mengklaim hampir seluruh laut China Selatan dan kepulauannya, dengan alasan latar belakang sejarah. Wilayah tersebut memiliki beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia, dan pejabat Amerika Serikat memastikan kebebasan navigasi masih di dalam kepentingan nasional Amerika Serikat, namun tidak memihak dalam sengketa teritorial.